Part 24✨

92 8 0
                                    

"Menuruti emosi dan hawa nafsu hanya akan merugikan dan penyesalan adalah hadiah yang pasti akan diterima"

~Jauh Dimata Dekat Didoa~

"Apa yang saudara rencanakan  dengan teman-teman anda sebelumnya? Apakah ini semua karena anda membeci korban?" Tanya Pak Polisi kepada tersangka dengan serius, membuat orang dihadapan nya menunduk ketakutan.

"Sa... Saya..." Dia tidak melanjutkan perkataannya.

Fadli menunggu diluar, dia sudah mengirimkan pesan kepada Salma dan tinggal menunggunya untuk datang kemari. Beberapa menit kemudian, dia melihat dua perempuan yang satunya berjalan dengan sedikit tertatih-tatih sesekali  ia meringis kesakitan. Dia perempuan tersebut yang tak lain adalah Aisyah dan Salma, mereka mendekat kearahnya.

"Assalamu'alaikum, maaf sudah lama menunggu," ucap Salma.

"Wa'alaikumussalam Warohmatullah, tidak apa" Jawab Fadli datar, ya seperti biasanya, dia akan selalu bersikap seperti itu kepada siapapun. Tapi, jika berhadapan dengan pasien dan orang tuanya, dia tidak sedingin itu.

"Siapa pelakunya? Tanya Aisyah?.

"Alba." Jawab Fadli singkat, padat dan jelas. Membuat Salma dan Aisyah membelalakkan matanya tidak percaya, Alba adalah perempuan paling hits di kampus dan dia masuk jurusan kedokteran.

"Alba?"Salma masih tidak percaya dengan jawaban yang diberikan Fadli.

"Iya, dia pelakunya."

Salma masuk ke dalam ruangan tersebut dan disana terlihat Alba menangis menundukkan kepalanya. Salma kasihan melihat Alba seperti itu, padahal sebelumnya ia tidak pernah melihat Alba selamah itu di hadapan orang-orang.

Salma mendekat ke arah Alba, walaupun sebelumnya ia harus berhadapan dulu dengan bapak polisi dan ditanya beberapa pertanyaan, tentang hubungan ia dengan Alba.

"Diaa teman saya, pak." Jawab Salma saat ia di samping Alba, sedangkan Fadli dan Aisyah berdiri di belakangnya.

"Apa anda korban dari tersangka?" Tanya bapak polisi lagi, membuat Salma harus menguatkan extra kesabarannya.

"Saya tidak tahu yang jelas dia sudah bersekongkol dengan teman-temannya saat Saya mendengar dia sedang bertelepon dengan seseorang dan tiba-tiba Alba menyebut nama teman saya dan menyuruh orang yang di teleponnya untuk membuat teman saya mati." Tegas Salma.

"Maafkan aku, Ma. Sebenarnya bukan Fitria yang harus aku tabrak tapi kamu," ucapnya dengan menangis dan memegang tangan Salma dengan tatapan memelas.

Tentu saja mereka semua terkejut dengan penuturan Alba. Sungguh Salma tidak mengerti apa yang sudah ia lakukan sehingga ia ingin mencelakai dirinya dan berakibat pada temannya? Salma berusaha untuk tenang dan tidak terpancing emosi. Dia tidak mau menyelesaikan suatu permasalahan dengan emosi, dia harus mencoba untuk tenang dan beristighfar.

"Mengapa kamu lakukan ini?"  Tanya Salma kepada Alba dengan lembut.

"Sudah! biar nanti dijelaskan saja di pengadilan!" Sergah bapak polisi.

Alba pasrah dengan semuanya, dia akan mendapatkan hukuman karena perbuatannya. Mungkin ini sudah jalannya nya.

Salma dan Aisyah kembali ke rumah sakit diantar Fadli, dan Fadli pun juga ikut masuk ke dalam ruangan Fitria untuk menjenguk. Ketika Salma membuka pintu dan mengucapkan salam, diet sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, dia membungkam mulutnya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Fitria.....?" Ucapnya lirih dengan mata yang berkaca-kaca.

Salma langsung berlari ke arah berankar Fitria, air mata mengalir deras di pipinya.

*****

JAUH DIMATA DEKAT DIDOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang