Part 7✨

209 17 0
                                    

Saat ini Salma , Fitria dan Aisyah tengah duduk di kursi tunggu dengan wajah yang sangat khawatir. Apalagi dengan Aulia yang sedari tadi mondar - mandir dan tak henti - henti nya menangis. Saat ini juga mereka berada di rumah sakit untuk menunggu hasil pemeriksaan Syifa. Syifa dibawa ke ruang UGD karena luka nya cukup parah.

Flashback On

Syifa berlari keluar kelas dengan bercucuran air mata yang sedari tadi ia tahan. Dia tidak ingin menangis di depan sahabat nya. Syifa termasuk kriteria wanita yang agak sedikit tomboy, dia pasti akan sangat malu jika menangis. Selama ini jika dia menangis hanya dirinya sendiri yang tahu.

"Syifa, tunggu Syifa!!! Jangan lari kenceng - kenceng!!! Teriak Aulia, dia sangat lelah mengejar Syifa yang sangat cepat ketika berlari hingga tidak sengaja Syifa tersandung dan jatuh. Hidung Syifa mengeluarkan banyak cairan kental berwarna merah."

Semua murid tertuju kearah Syifa. Fitria dan Aisyah langsung berlari kearah Syifa. Para guru langsung membawa Syifa ke rumah sakit karena luka yang parah.

Flashback Off

Pintu ruang UGD terbuka menampilkan seorang dokter membuat mereka menghentikan aktivitas nya yang sedari tadi khawatir tak karuan. Lalu mereka bertiga mendekat kearah dokter tersebut berharap tidak terjadi apa -apa.

"Bagaimana dokter?" Tanya Salma dengan khawatir.

Fitria dan Aisyah juga menampilkan wajahnya yang khawatir, dokter tak kunjung memberikan jawaban membuat ketiga teman nya cemas.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi Tuhan berkehendak lain, teman anda tidak bisa terselamatkan karena benturan di kepala ny da yang sangat keras hingga membuat saraf di otak nya tidak berfungsi lagi." Ujar dokter tersebut

Mereka berempat tidak percaya jika akan berakhir seperti ini, cairan bening mengalir deras di pipi mereka masing - masing. Setelah itu mereka langsung masuk menuju keruangan, disana terlihat sahabat mereka, Syifa. Matanya tertutup rapat, wajah nya pucat sekali dan seluruh tubuh nya telah tertutup dengan kain putih.

"Syifa hiksss, kenapa kamu ninggalin aku hikss" Tangis Aulia sembari memeluk tubuh Syifa yang telah terbujur kaku.

"Aku gak nyangka" Salma sudah tidak bisa berbicara lagi melihat Syifa yang telah pergi menghadap sang Ilahi

Mereka berempat menangis tersedu - sedu melihat sahabat nya meninggalkan mereka secapat itu. Pintu ruangan terbuka lebar memampilkan pria dan wanita paruh baya yang lansung memelik Syifa

"Yaa Allah nak, hikssss kenapa kamu bisa seperti ini hiksss? Tanya wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Syifa

Sudah bu Qodarullah, ini semua taqdir Allah. Allah sangat menyayangi Syifa, maka dari itu Allah lebih cepat mengambil Syifa, Istighfar bu" Salma mencoba menenangkan ibu Syifa, tapi hanya kata menyakitkan yang didapatkan oleh Salma

"Diammm!!! Kamu yang sudah melakukan ini hingga anak saya sekarat!!! Pergi!!! Saya tidak ingin melihat mu!!! Salma terkejut mendengar nya begitupun dengan teman - teman nya.Sang suami mencoba menenangkan ibunya Syifa.

"Tapi bu"

"Pergi!!!" Apa kamu tidak punya telinga ??? Bentak sang Ibu

Salma tak kuasa menahan air mata yang siap meluncur deras di pipinya lagi. Salma keluar dari ruangan. Fitria dan Aisyah yang juga sedih melihat Salma di tuduh seperti ini. Mereka keluar dari ruangan. Aulia tidak ikut keluar karena Fitria menyuruh nya untuk menenangkan ibu Syifa.

Saat keluar dari ruangan , Aisyah dan Fitria melihat Salma yang terduduk lemas diatas dingin nya lantai dengan menggelamkan wajah nya diatas kedua kaki ditekuknya dengan berurai air mata.

"Salma, sudah jangan menangis, mungkin ibu Syifa belum tau kejadiannya" Ucap Fitria berharap Salma mengerti.

Aisyah yang berada disamping Salma juga mengangguk, mengiyakan ucapan Fitria.

"Tidak" Ucap Salma . Ini semua memang salahku akulah penyebab semua ini, andai waktu itu aku nggak ke kelas mereka, pasti sekarang Syifa masih tertawa lepas bersama kita"

"Salma Stop!!! Qodarullah Salma, ini semua sudah takdir Allah janganlah kamu berandai - andai Sesungguhya itu semua adalah perbuatan setan Ma!!!" Aisyah memotong ucapan Salma.

Saat pemakaman , Salma hanya bisa melihat jasad sahabat nya di kubur dari jauh, dia tidak ingin menambah masalah dengan kehadirannya.Saat mereka semua sudah pulang dengan langkah kaki yang lemas dan bunga yang ada di keranjang tangan kanan nya. Salma mulai mendekat kearah gundukan tanah tersebut. Air mata sedari tadi tak mau berhenti meluncur, tangis nya pecah saat itu duduk lemas di depan makam Syifa. Berulang kali terucap maaf dari bibir nya.

"Maafin aku Hikss Syifa Hikss" suaranya terdengar pilu, seakan - akan Salma tak bisa berbicara lagi, dadanya sangat sesak seperti dihantam oleh sebuah batu.

Salma mulai membacakan doa dan tak lupa ia menaburkan kelopak - kelopak bunga yang dibawahnya.

Keesokan harinya ketika berada di sekolah, banyak sekali siswa yang membecarakan tentang kematian Syifa. Banyak sekali yang mengatakan bahwa Salma lah penyebab semua ini. Padahal Salma tidak tau apa - apa.

"Lihat itu, ada si pembunuh," Ucap salah satu murid kepada temannya saat melihat Salma melewati mereka. Salma tak merespon ucapan mereka sama sekali. Percuma jika harus dilawan dengan mulut, biarkan saja, toh mereka tidak tau apa - apa. Biasanya cuma menggosip hal - hal yang belum pasti, ntah siapa yang menyebarkan desas - desus bahwa Salma pembunuh Syifa.

Salma langsung masuk kedalam kelas, tak terasa cairan bening keluar dari pelupuk matanya. Fitria dan Aisyah langsung mendekat kearah Salma.

"Kamu kenapa Ma? Kok nangis?" Tanya Fitria khawatir

"Apakah hiks a a aku pem pem bubu nuh hikss?" Tiba - tiba Salma menanyakan hal seperti itu membuat Fitria dan Aisyah saling bertatapan.

"Siapa yang bilang Ma? Mending nggak usah diladenin mereka, mereka semua nggak tahu penyebabnya. Padahal sebenarnya Syifa kan jatuh saat sedang lari kan?"

"Mendingan kita cari tau siapa yang menyebarkan gossip nggak jelas ini." Ujar Fitria

"Hahahahaha rasain tuh, semakin bagus kalo peristiwa ini sampai terdengar ke telinga para guru, biar dia kena hukuman, hahahahha," ucap seorang perempuan sembari tertawa.

"Iya, aku setuju banget tuh," Kata teman disamping nya menyetujui ucapan temannya.

"Kira - kira bakal di apain ya dia?"

"Semoga aja langsung dikeluarin dari sekolah"

"Hahahhaha......" mereka tertawa seakan - akan tak peduli lagi dengan dosa yang mereka perbuat menyebarkan gossip yang tidak jelas.

"Yaudah yukkkkk"

Mereka berdua berjalan memasuki ruang kelas setelah puas menghabiskan uang mereka untuk membeli makanan dan menggosip tidak jelas.

* * * * *

Assalamu'alaikum Teman-Teman 😊
Mohon maaf ya aku baru up part selanjutnya🙏🏻 ± 10 Hari Aku Off, dikarenakan Kakek ku sakit. Jadi aku fokus rawat kakek🙏🏻


Mohon doanya juga ya teman-teman semoga kakek ku lekas pulih,agar bisa beraktivitas kembali😊🙏🏻


Syukron buat kalian yang udah sempetin baca cerita aku, jangan bosan ya, kalau ada kesalahan bilang aja di bagian yang mana, Insyaa Allah aku bakal ganti. Heheheh. Jangan lupa vote + komen yaaa😉😉

Jazaakumullah Khoiron Kasir🙏🏻😊

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....

Minggu, 12 April 2020

Salam Penulis

Silmi R Lakoni

JAUH DIMATA DEKAT DIDOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang