Tuhan tau apa yang terbaik untuk kamu
-Antaseno Nagara Pranaja
Now playing : The art of detaching one's heart - Phum Viphurit
(Kalian bisa cari dan dengerin lagu The art of detaching one's heart dari Phum Viphurit. Bisa baca artinya juga setelah baca chapter ini)
************
Syifa terus saja menangis, walaupun sudah hampir setengah jam kepergian Aji, gadis itu masih terus saja menangis. Surainya sudah tak beraturan, matanya terlihat sembab dan hidungnya yang memerah. Disela - sela tangisnya, tiba - tiba seseorang berdiri di sampingnya, menghalangi terik sinar matahari yang menusuk permukaan kulit Syifa.Gadis itu perlahan mendongak, memeriksa siapa pria yang sedang menutupinya. Mata mereka bertubrukan sejenak, pemuda itu ternyata sedari tadi memerhatikan Syifa.
"Adam?" Panggil Syifa dengan suaranya yang sudah serak karena terlalu lama menangis.
"Udahan nangisnya?" Adam mengulurkan beberapa lembar tisu yang diterima dengan senang hati oleh Syifa.
Syifa menghapus sisa ingusnya, mengundang senyum tipis Adam, menganggap apa yang dilakukan Syifa itu termasuk hal yang gemas.
"Kamu tau darimana aku disini? Kan aku nggak minta kamu jemput"
"Feeling aja"
Bohong. Bukan itu alasannya, sebenarnya Aji yang menelpon Adam untuk datang ke kampus. Katanya, Syifa sedang membutuhkan pundak hari ini.
"Tapi aku belum pulang, setengah dua masih ada kelas"
Adam melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, sekarang sudah pukul setengah satu. Artinya, hanya satu jam yang tersisa.
"Mata kamu sembab. Serius mau masuk kelas?"
Syifa menghela napas lalu menangangguk lesu. Hatinya boleh patah, tapi tidak untuk mimpinya. Jika ia terus - terusan melewati kelas, akan terbuang sia - sia uang yang dihasilkan Seno untuknya.
"Yaudah, aku tungguin"
Syifa mengangguk lalu menyeret langkahnya menuju kelas. Wajahnya masih terlihat begitu kusut dan sembab, mengundang tatapan - tatapan kebingungan dari orang - orang yang ia lewati.
*************
Adam memilih menunggu di dalam mobil, kaca mobilnya ia buka setengah agar udara segar bisa masuk ke dalam. Lagu - lagu religi terputar dari radio mobilnya, ditambah tempat parkirnya yang berada di bawah pohon rindang, menambah ketenangan dalam pikiran Adam.
Baru saja pemuda itu memejamkan mata, suara ketukan pada kaca mobil mendistraksi fokusnya. Perlahan, pemuda itu membuka mata lalu menoleh, mendapati seorang gadis bermata minimalis sedang tersenyum manis. Adam mengernyit sebentar, kemdian menurunkan kaca mobilnya sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Aji [Hidup Untuk Layat]
Подростковая литература[judul sebelumnya : LDR| Long Distance Religionship] Tentang takdir, cinta, dan sebuah seni melarikan diri. Dari Aji; "saya tidak ingin meninggalkanmu, tapi di sisi lain, saya juga ingin menyelamatkanmu"