20. Ancaman

3.7K 611 67
                                    

Bukan salah gue, tapi ini semua pilihan lo sendiri. Lo yang milih bertahan hingga akhirnya jadi complicated kayak gini

- Agnes Abigail Kuntjoro

**********Agnes menyandarkan punggungnya pada sandaran Sofa, menemani Atika yang sibuk memilih - milih menu makanan catering untuk acara yang akan dilakukan tiga minggu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**********
Agnes menyandarkan punggungnya pada sandaran Sofa, menemani Atika yang sibuk memilih - milih menu makanan catering untuk acara yang akan dilakukan tiga minggu lagi.

"Aji masih tetap berhubungan dengan gadis itu?" Tanya Atika pada Agnes.

Mendengar pertanyaan Atika, gadis itu tersenyum culas. Ini adalah kesempatan besar baginya untuk membuat citra Syifa semakin buruk di mata Atika.

"Iya, Oma. Syifa kayak nahan Aji biar nggak putusin dia" Ucapnya dengan nada kecewa yang dibuat - buat.

Atika berdecak kesal, harus dengan cara apalagi ia memisahkan Aji dengan gadis itu? Bahkan ancamannya hanya dianggap angin lewat oleh Aji, mungkin sekarang waktunya untuk membuktikan bahwa ancamannya tidak hanya berhenti di mulut saja.

Atika mengambil ponselnya, menghubungi seseorang yang memiliki kekuasaan di kampus Aji.

***********
Aji tersenyum ketika Syifa datang menghampirinya, tapi tak lama senyum itu turun ketika melihat gadisnya sedang terlihat kesal.

"Kenapa?" Tanyanya

Gadis di hadapannya itu hanya menghela napas lalu membanting jilidan makalah yang terdapat coretan bolpoin tinta merah di halaman depan.

"Aku tuh udah ngerjain tugas, ngumpulin nya juga tepat waktu, tapi katanya aku nggak niat di pelajaran dia. Arghh!! Udah gila kali ya itu dosen" keluh Syifa sambil mengacak - acak rambutnya.

Aji mengernyit heran melihat catatan merah dan huruf C besar di sampul makalah Syifa.

"Dosenmu siapa?"

Syifa mendongak lalu memanggil nama dosen itu dengan geram

"Siapa lagi kalo bukan bapak yang ada di angkasa?! Yang terhormat bapak bulan!"

Aji seketika teringat sesuatu, Dosen itu memiliki relasi dengan Omanya. Pikirannya mulai memunculkan prasangka - prasangka tentang hubungan antara nilai Syifa dan relasi Pak Bulan dengan Omanya.

Otaknya berusaha menyangkal prasangka itu, tetapi kelakuan Omanya selama ini semakin membuatnya yakin jika mungkin ini ulah Omanya.

'Oma bisa buat gadis itu hancur. Mulai dari nilai, perusahaan ayahnya, dan keluarganya'

"Hari ini ayah pergi ke lelang saham"

Dari Aji [Hidup Untuk Layat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang