Sudah di ubun - ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit(Ketika cinta bertasbih)
*******
18 November 2019
Untukmu, Syifa.
Kemarin, saya mendengar kamu memiliki impian menikah dengan saya. Rasanya saya ingin tertawa ketika pertama kali mendengarnya, tapi di saat yang bersamaan hati saya ikut teriris. Karena impianmu itu seperti lelucon yang menyedihkan. Di saat kamu tau itu tidak akan terjadi, tapi masih tetap saja kamu junjung tinggi - tinggi.
Bukankah itu lucu?
Syifa,
Hari ini ketika aku ke rumahmu, berniat untuk menjemputmu. Kulihat sebuah mobil terparkir rapi di halaman rumahmu, sepertinya rumahmu kedatangan tamu. Aku melihat ayahmu tersenyum lebar dan berbincang hangat dengan pemuda yang duduk di depannya.
Ekspresinya jauh berbeda ketika menemuiku kala itu.
Syifa, mungkin benar kata ayahmu. Kita memiliki titik perbedaan yang sangat sensitif, seperti kita memiliki sebuah garis paten masing - masing. Dimana aku dilarang melewati garismu dan kamu dilarang melewati garisku.
Kita memiliki pedoman yang berbeda. Aku yang memegang teguh pada injilku, dan kamu yang berpedoman penuh pada Al-Quranmu. Seperti kata orang, sainganku itu berat. Antara rosario dan arah kiblat.
Dan perihal pernyataanmu kemarin, bagaiman kita bisa membangun rumah jika terbuat dari pilar yang berbeda?
Mungkin benar kata ayahmu,
kita ini hanya sengaja Tuhan pertemukan, tapi tidak untuk dipersatukan.
tetapi, Syif. Seperti yang tertulis pada kitab yang ku baca,
"Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingatmu"
(Filipi 1:3)
Jakarta,
Aji Narendra
********
Haiii!!!Thanks for reading.
P.s : jadi nanti kalian akan bertemu tulisan - tulisannya Aji. Dan ceritanya nanti nggak melulu menye - menye soal sedihnya Naren sama Syifa karena LDR beda tempat ibadah. Nanti ada part manis - manisnya kok. Karena awalnya kepikiran buat cerita ini, ya untuk menyadarkan betapa pentingnya toleransi antar umat beragama. Gini, kita ini hidup di negara heterogen, banyak suku, banyak ras, banyak budaya, dan banyak keyakinan juga. Saling menghargai aja lah. Apapun agama dan keyakinan kita, kita semua ini, tercipta dari tangan yang sama. Yaitu Tuhan. Entah dengan nama apapun kalian menyebut nama-Nya, kita semua tetap sama, sama - sama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jangan merendahkan, mendeskriminasikan, menghancurkan, mengejek, keyakinan lain. Jangan salahkan mayoritas, dan jangan sisihkan minoritas. Saling menghargai aja kita sebagai manusia. Mari sama - sama belajar bagaimana cara memanusiakan manusia dan menghargai antar manusia beragama.
Terima kasih,
Byebye!!
Salam manis,
Maydina KLast one,
Saya dan czenies lainnya, mencintai kalian. Jangan sedih, jangan menangis. Karena seperti bumi, jika kalian hancur, kami juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Aji [Hidup Untuk Layat]
Novela Juvenil[judul sebelumnya : LDR| Long Distance Religionship] Tentang takdir, cinta, dan sebuah seni melarikan diri. Dari Aji; "saya tidak ingin meninggalkanmu, tapi di sisi lain, saya juga ingin menyelamatkanmu"