11. kita memang hanya teman

4.9K 864 27
                                    

Pada awalnya kita hanya sebatas teman
Tapi kita tak tahu akhirnya, entah menjadi
Teman lama, teman selamanya, atau teman hidup.

**********
"Ji, lo dimana? Gue nunggu di parkiran daritadi"

"Aduh, sorry. Gue lupa kalo ada janji sama lo. Ini gue lagi sama Syifa di bioskop. Sorry, yaaa"

"Loh? Gimanasih, Ji! Lo kan udah janji hari ini mau anterin gue ke pasar loak"

"Iya dan sekarang gue lupa. Sorry ya, besok deh gue anter. Janji"

"Ck! Nggak usah de, Ji. Gue kesana sendiri aja. Have fun, byee!"

"Eh-"

Panggilan terputus.

Gadis berambut hitam lurus, kulit putih pucat, dan tinggi semampai itu menghela napas kesal. Hari ini ia sudah menyiapkan diri untuk menghabiskan waktu seharian dengan sahabatnya-yang mungkin dua bulan lagi menyandang status menjadi tunangannya. Ia sudah membayangkan bagaimana nanti ia mengelilingi pasar loak untuk membeli barang - barang vintage untuk ia tambahkan ke galeri nya.

Gadis bernama Agnes itu memilih pergi dari parkiran dan menenangkan pikirannya pada cafe yang tak jauh dari kampusnya.

Gadis itu teman Aji, keluarganya sangat dekat dengan keluarga Aji. Maka dari itu rencana pertunangan itu tercetus.

Sebenarnya gadis itu takut, ia takut Aji akan berusaha melarikan diri dari rencana itu. Karena ia tahu, Aji hanya menganggapnya sebagai teman, Aji mencintai seseorang.

Dan sayangnya, orang itu bukan dia.

Agnes berusaha sekuat tenaga untuk membuat Aji menyukainya, tapi semua usahanya hanya berakhir sia - sia. Agnes mencintai Aji dengan sepenuhnya, menyayangi lelaki itu dengan begitu hebat.

Mencintai seseorang yang berbeda keyakinan memang menyakitkan, tapi lebih sakit mana dengan mencintai orang yang bisa kau sentuh raganya, bisa kau temui setiap harinya, tapi tak bisa kau gapai hatinya?

Agnes dan Aji sangat dekat. Sedekat mata dengan telinga, tapi kau tahu, jika mata tak bisa menggapai telinga.

Agnes menyayangi Aji seperti bulan mengitari bumi. Dan Aji mencintai Syifa seperti bumi menjadikan matahari sebagai pusat dunianya.

Agnes pernah menjadikan Aji sebagai poros hidupnya, menjadikan lelaki itu prioritas ketika ia tahu perlakuan lelaki itu hanya sekedar formalitas. Mereka berdua memang sahabat dan Aji memperlakukannya sewajarnya. Dia saja yang mudah terbawa perasaan, menganggap perhatian - perhatian kecil Aji sebagai acuan bahwa ada perasaan yang tersimpan.

Kenyataannya, kehadiran Syifa mampu menamparnya dengan begitu keras. Perhatian kecil yang Aji berikan kepadanya tak sebanding dengan usaha Aji dalam mempertahankan hubungannya. Agnes pernah melihat Aji porak - poranda karena Syifa menghilang secara tiba - tiba, dan hal itu mampu menjatuhkan Agnes ke dasar bumi. Membuatnya tersadar, jika ia hanya sebatas teman.

Tapi bukankah semuanya berawal dari teman?

Kita tak bisa menentukan akan berakhir apa hubungan kita nanti, entah sebagai teman lama, teman selamanya, atau bahkan teman hidup.

*******
Thanks for reading!!

Don't forget to vote and comment!!

Pernah di posisi Agnes? Atau malah di posisinya Aji?

Anyway, love you guys.

Yesterday, i saw him. Cuma lewat, senyum, dan pergi.

Byebye~

Salam manis,
Royalsjeno_

Dari Aji [Hidup Untuk Layat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang