8 Februari 2020
Untuk, Syifa
Beberapa orang memang ditakdirkan untuk bertemu, bertukar senyum, lalu berdiri pada podium yang sama, dan beberapa orang juga hanya ditakdirkan untuk bertemu lalu saling mengucapkan 'semoga bahagia'
Kita sedang berada pada garis yang memisahkan dua takdir itu. Aku tak tahu apa kita akan berdiri pada podium yang sama atau malah mengucapkan selamat tinggal dan menemukan podiumnya masing - masing. Aku tak tahu apakah kamu bahagia denganku atau tidak, aku tak tahu apa akhir dari hubungan kita.
Syif, bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan yang paling aku syukuri. Melihatmu tersenyum mampu membuat degup jantungku bekerja lebih keras, memberikan efek tak baik untuk jantung dan kewarasanku.
Ketika melihatmu menulis di kelas waktu itu, aku mengetahui jika pada detik itu aku mulai jatuh hati.Kukira kisah kita akan berjalan mulus, tapi kenyataannya ada sebuah dinding tebal berlapis keimanan dan keyakinan yang memisahkan. Jauhnya jarakmu denganku tak bisa diukur dengan meteran seorang kuli bangunan.
Tuhan memang satu, kita saja yang menyebut-Nya dengan nama yang berbeda. Namun, kenyataannya penyebutan nama yang berbeda berarti memiliki keyakinan yang berbeda.
Syif, mencintaimu bukanlah hal yang mudah, aku harus bergelut dengan bayang - bayang perpisahan setiap harinya. Menyayangimu bukanlah hal yang mudah, aku perlu meyakinkan ayahmu berkali - kali agar aku diizinkan bertemu denganmu.
Syif, jika suatu hari nanti kita berpisah. Kuharap kamu bisa mencari pengganti yang baru, yang lebih baik, yang bisa menuntunmu pada jalan yang Tuhan restui.
Syif, semoga kamu selalu bahagia.
Aku mencintaimu
Narendra Aji
*******
Haii!!!
Thanks for reading!!
Don't forget to vote and comment!!
Byebye
Salam manis,
Royalsjeno_
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Aji [Hidup Untuk Layat]
Teen Fiction[judul sebelumnya : LDR| Long Distance Religionship] Tentang takdir, cinta, dan sebuah seni melarikan diri. Dari Aji; "saya tidak ingin meninggalkanmu, tapi di sisi lain, saya juga ingin menyelamatkanmu"