14. Dihukum Karena Pengkhianat

11.5K 653 2
                                    

Hari ini kelas 11 IPA 2 sedang belajar di laboratorium, melaksanakan tugas yang dijanjikan Guru mereka minggu lalu. Semua alat dan bahan telah tersedia di atas meja.

"Baik anak-anak kalian akan melaksanakan praktek, ikuti yang Ibu lakukan, ya"tutur Bu Wiwin, Guru kimia mereka.

Resti satu kelompok dengan Nadia, Amel, Mila dan Devya, mereka akan melaksanakan prakteknya.

Resti melakukan apa yang ditunjukkan dengan baik. Tiba-tiba suara pintu terketuk dari luar.

"Assalamua'laikum."Kefokusan praktek murid di sana buyar, oleh kedatangan sang Ketua OSIS yang datang bersama anak-anak OSIS yang lain.

Semua mengarah ke Bisma menatapnya kagum karena ketampanannya. Nadia yang sedang asik menuangkan cairan alkohol ikut mendongak menatap kehadiran para OSIS keruangan ini.

Tak sengaja cairan alkohol itu tumpah karena Nadia tak meletakkannya dengan benar tetapi ia tidak menyadari itu, Resti yang menyadarinya langsung sigap mengambil botol alkohol itu, takutnya malah cairan itu terkena baju Nadia.

Namun, tak sengaja tangan Resti malah menyenggol lilin yang berada di pinggir botol alkohol itu. Dalam satu detik api langsung menyambar karena cairan alkohol yang tumpah di meja itu.

"Resti!!!"teriak Nadia.

Semua yang ada di ruangan itu menatap kearah Nadia ketika mereka melihat api, mereka langsung panik dan beberapa orang langsung mencoba mematikan api itu dengan alat pemadam kebakaran.

Resti hanya diam saja tak berkutik sedikit pun karena masih shock akibat adanya api yang menyala di depannya, akibat ulahnya.

Bisma yang melihat itu langsung menarik Resti agar menjauh"Lo bego!?"

Resti masih saja diam menatap orang-orang yang panik mematikan api.

"Lo sengaja kan!? Hah! Lo sengaja lakuin itu ke gue!?"teriak Nadia, berjalan menghampiri Resti dan Bisma yang berada di depan papan tulis.

Resti menggeleng tak mengerti dengan apa yang di ucapkan Nadia.

"Puas lo sekarang! Puas liat gue hampir mati gara-gara lo!? Lo sengaja numpahin alkohol terus jatohin lilin, sengaja iya 'kan??"Nadia kembali membentak Resti.

Semua diam melihat Nadia dan Resti.

"Nad, Gue nggak ngerti tadi tu-"

"Nggak usah pura-pura nggak ngerti deh lo! Basi tahu nggak, ini bagian dari rencana dendam lo ke gue kan!? Ini alesan lo mau masuk kelompok gue!? Biar rencana lo lancar, iya!?"

"Nggak nyangka gue, lo sejahat itu Re, lo tega. Kemarin lo neror gue, buang baju olahraga gue, nampar gue di wc dan sekarang lo hampir bunuh gue, besok apa lagi?? Lo mau nusuk gue pas lagi upacara!?"

"Resti jahat banget sumpah."

"Gila, licik banget."

"Astaga, nggak nyangka gue, Resti sejahat itu."

"Muka polos otak licik sih ini."

"Percuma cantik, kalo hatinya busuk."

"Bukan gitu gu-"

"Jahat banget lo Re, sama temen sendiri. Jadi ini rencana lo. Bu! DO aja, atau hukum yang berat." Amel menyahut dari tempatnya berdiri.

"Iya Bu, Do aja, sekolah kita nggak butuh murid jahat kayak dia."

"Nggak butuh SMA Alexander murid kayak Resti."

"Iya DO aja, jahat banget."

"Sekarang Nadia yang kena, gimana kalo besok kita-kita yang kena?"

RESTI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang