21. Bisma dan Defrans Bersaing

10.9K 627 16
                                    

"Bismaa!!"Resti berlari menghampiri Bisma, saat ia turun dari mobilnya dan pas-pasan Bismaturun dari motornya di parkiran sekolah juga.

Bisma menengok kearah Resti sambil merapihkan rambutnya dan menaruh helmnya di atas motor.

"Bis! Defrans udah jelasin semua sama gue! Dia lakuin itu terpaksa Bis, lo harus denger cerita gue."Resti berbicara dengan ceria karena intonasi bicaranya sangat semangat.

"Dia juga putus katanya sama Nadia! Masa dia bilang masih sayang sama gue,Bis?"ucapResti lagi dengan dua kali lipat lebih semangat. "Jadi, lo balikan?"tanyaBisma dingin, sambil berjalan menuju kelas.

"Engga!"jawabResti cepat, ia berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Bismatetapi tidak bisa.Karena Bisma berjalan sangat cepat.

"Kok lo kayak nggak suka gitu sih, Bis?"Resti bertanya dengan nada sedikit kecewa.

"Di sekolah, lo harus terlihat cuek sama nggak peduli,"kataBisma, sebenarnya ia menyindir Resti agar ia mengerti siapa yang membantunya selama ini tetapigadis itu malah ingin kembali ke Defrans.

"Ini 'kan masih pagi! Liat!Sekolah aja masih sepi,"jawabResti, ia bukan lagi berjalantetapi berlari agar mengimbangkan langkahnya dengan Bisma.

"Lo nggak suka ya Bis, liat gue bahagia?"lirihResti, ia menghentikan langkahnya.

Bisma berbalik menatap Resti yang tertinggal jauh darinya, dan berjalan menghampiri Resti."Hahah, enggak.Gue seneng kalo lo seneng, ayo gue anter ke kelas."Bisma tertawa sok bahagia, padahal jelas sekali jika ia tertawa terpaksa.

***

Setelah mengantarkan Resti ke kelasnya, kini ia langsung menuju ruangannya yaitu ruang Ketua OSIS. Kemarin ia bolos, sudah pasti ada pekerjaan yang tertunda, jadi ia akan mengerjakannya pagi ini.

"Bro!"Seseorang menghentikan langkah Bisma dengan menepuk bahunya dari belakang.

Bisma berbalik menatap orang itu. "Lo? Kenapa?"Bisma bertanya malas karena di depannya ini adalah Defrans.

"Gue tahu lo suka sama Resti,"kataDefrans.

"Nggak usah sok tahu tentang hidup gue!"

"Gue masih sayang sama Resti, dan Resti juga keliatannya masih sayang sama gue.Jadi lo tahu diri aja." Kata-kataDefrans menghentikan langkah Bisma.

"Kita bersaing secara sehat,"kataBisma dan melanjutkan lagi langkahnya.

"Oke, kalau itu mau lo! Kita liat siapa yang bakal menang di akhir permainan."Defrans berkatadengan percaya diri seolahdialah yang akan mendapatkan segalanya.

Bisma tidak menjawabnya, ia muak melihat laki-laki itu.

Bisma melempar beberapa catatan yang harus ia kerjakan, bukannya mengerjakannya ia malah melempar-nya asal."Arghh!Banyak banget pikiran gue sekarang."

"Gue tahuRestimasih sayang sama lo, tapi gue bakal buat rasa sayang itu hilang, dan berganti ke gue,"kataBisma.

***

"Assalamua'laikum, saya Bisma. Saya Ketua OSIS, pasti udah tahu semua ya, haha."Bisma menjeda ucapannya sebentar dengan tertawa, membuat para siswi berasa bertemu dengan pangeran. "Kedatangan saya beserta rekan-rekan saya. Bertujuanuntuk mendata ulang yang ingin masuk Organisasi OSIS, soalnya kemarIn agak berjAlan tidak lancar karena ada sedikit insiden," lanjut Bisma berbicara dengan formal.

"Sebenarnya kami sudah mendata calon anggota OSIS tahun ini tetapi karena saking banyaknya pekerjaan, anggota OSIS membutuhkanbanyak anggota, apa ada yang berminat?"tanyaBisma ke seluruh siswa di kelas itu.

Devya teman sebangku Resti mengangkat tangannya."Saya Kak, saya mau ikut,"ucapnya.

"Oke, nama kamu siapa?"tanyaBisma.

"Devya Aulia,Kak."

"Oke,Devya Aulia.Kita nggak tes ya, ini bukan pemilihan.Jadi, langsung menjadi anggota OSIS. LaluResti jadi Wakil saya, yakni Wakil Ketua OSIS, oke," jelas Bisma.

Resti yang hanya diam sedari tadi terkejut, mengapa namanya di bawa-bawa padahal ia tidak mengeluarkan suara sama sekali. "Kenapa saya?"tanyaResti.

"Karena saya maunya kamu!" tegas Bisma.

"Saya nggak mau!"

"Harus mau! Istirahat saya tunggu di ruangan saya. Baik, apa ada lagi yang ingin ikut bergabung?"tanyaBisma lagi, dan di jawab gelengan oleh teman-teman Resti.

"Yaudah gitu aja, saya akhiri wassalamua'laikum."Bisma beserta anak-anak osis yang lain keluar dari kelas Resti.

"Apaan banget si Resti, dukun mana lagi yang didatengin sampai ampuh banget gitu."

"Iyaa, ish jijik!"

"Eh,Restinggak inget udah diperingatin sama kak Nara? Bentar lagi jadi korban bully kak Nara dia."

"Haha iya, biarin aja.Biar kapok, lagian ganjen sih."

Resti menghela napas, menelungkupkan wajahnya diatas meja.Dia lelah berurusan dengan Bisma di sekolah ini, karena pasti akanlangsung menyebar luas, ia sangat benci

RESTI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang