"Hai!"Nara datang sambil tersenyum kemudian duduk di depan Resti.
"Eh, Bitch! Pesenin gue makan dong,"ucapnya lagi.
"Siapa lo!? Pergi udah sana,jangan sok kenal."Bukan Resti yang menjawab melainkan Alan.
"Alanhandsome disini Nara butuh Babu dan yang cocok dia, oke?"Nara berkata dengan gaya manjanya sambil menunjuk Resti menggunakan dagunya.
"Aduh,sorry."Nadia menumpahkan segelas minuman yang ia bawa dan untungnya tidak mengenai Resti, sasarannya. Minuman itutumpah di samping Resti."Lo begal gue,Re!? Sumpah, lo masih benci sama gue, lo belum puas sama yang di lab?"Oke,Nadia drama.
"Astaga!Re, untung minumannya doang yang tumpah.Gimana kalo Nadia jatuh?"Amel ikut menyahut membela sang sahabat.
Padahal Resti tidak melakukan apa-apa, kakinya pun tidak keluar dari bawah meja, bagaimana caranya ia membegal kaki Nadia.
Restidiam saja, ia tidak menjawab.
"Minta maaf,Re! Lo emang nggak tahu malu ya, jadi cewek."Nara juga ikut membela.
Oh, jadi mereka bertigagabung? In the geng sekarang? Oh,Nara sekarang udah punya kacung? Persis kayak di film sama novel-novel, batin Resti di hati.
"Nadia, ikut gue!"Defrans tiba-tiba datang dan menarik pergelangan tangan Nadia.
"Sayang, nanti. Resti, abis begal aku Def.Dia belum puas sama yang di lab kemarin."
"Lo belum jelasin juga? Tentang di lab itu?"tanyaDefrans, Nadia kicep.Sial! Dia keceplosan, sekarang Defrans tahu jika dia melanggar janjinya. "Def ... Def, ak-aku, anu."Nadia terbata-bata bingung mau berkata apa.
Satria dan Bisma datang di tengah-tengah kerumunan, karena ketika Defrans datang, semuanya sudah mendekat untuk melihat.
Resti hanya menghela napas, kepalanya pusing melihat banyak orang di sekitarnya.
"Lo berdua kalo debat jangan disini!"Bisma menaruh piring pesanan Resti di depan Resti dan ia duduk di depannya.
"Gue nggak ada urusan sama nih cewek."Defrans segera menjauh dari Nadia dan duduk di pinggir Resti yaitu tempat Satria duduk tadi.
"Def, kamu kok gitu sih.Kamu nggak inget tadi malem kita abis ngapain?" Kata-kataNadia mengundang banyak perhatian orang-orang, mereka semakin mengerubungi meja yang Resti duduki.
Resti juga ikut terkejut seperti yang lain, tetapi ia terlihat pura-pura tak peduli.
"Def, tadi malem kita sampai jam berapa tuh, lo nggak inget?"
Defrans muak, apa yang dibahas Nadia saat ini? Ia tidak mengerti sama sekali, mengapa dengan tadi malam? Bahkan tadi malam ia bersama Resti bukan Nadia.
"Defrans sama Nadia abis ngapain ya, tadi malem?"
"Ish, kayaknya mereka udah lakuin sesuatu yang lebih deh."
"Gila, bahas apaan Nadia?"
"Ini di perut aku ada anak kamu,Def? Kamu tega sama anak kamu sendiri, sampai-sampai kamu nggak peduliin aku?"
Defrans menendang kursi kantin membuat kantin menjadi ricuh dan berantakan.
"Mulut lo jangan asal! Gue semalem bahkan nggak ketemu sama lo!!"Defrans memandang Nadia jijik.
"Bahkan nggak tadi malem aja, udah berapa kali kita lak-"
Bunyi benda keras jatuh semakin kencang.Kini meja yang Defrans tendang, ia benar-benar dibuat marah sekarang."Untung lo cewek!! Kalo cowok udah mati lo!"
"Def anak kam-"
"Nadia pelacur!! Kalo bener-bener diperut lo ada janin yang pasti bukan anak gue! Mulut lo bisa dijaga,'kan!? Bahkan selama ini gue nggak pernah megang tubuh lo selain tangan.Bangsat lo!"
Suasana kembali ricuh, pasangan yang mereka dukung selama ini retak? Bahkan ini baru pertama kali mereka melihat Defrans dan Nadiabertengkar sehebat ini.
Nara langsung menarik tangan Nadia keluar kantin, ia tak mau membuat suasana menjadi lebih ricuh dan Amel mengekor di belakang mereka.
Nara menghempas tangan Nadia, mereka ada di toilet sekarang."Lo tolol! Rencana kita nggak kayak gini! Kenapa pakai drama-drama hamil segala?? Ancur 'kan rencana kita!!"Nara membentakNadia karena rencana yang sudah mereka rencanakan tadi malam rusak.
Yang mereka harapkan adalah membuat Resti terpojok dan banyak yang membencinya di kantin tadi, tanpa ada sangkut pautnya dengan hubungan Defrans dan Nadia, karena itu urusan nanti!
"SorryKak, gue kesel. Defrans kayak gitu di depan orang-orang, jadi gue berniat buat kembali deketin Defrans dengan cara ini,"lirihnya, ia menunduk.Sebenarnya Nadia ini sangat lemah, benar-benar lemah.Dibentak sama cewek saja langsung merunduk, dulu saja ia berani karena ada Defrans yang membelanya.
"Tolol!! Lo tolol,tahunggak tolol!! Nggak guna gue kerja sama, sama lo!"
"Kak,sorry. Gue nggak bakal ngulangin lagi, lain kali gue bakal lakuin sesuai rencana."Nadia memohon, karena hanya dengan cara ini ia bisa menjatuhkan Resti dan merebut Defrans. Jika ia hanya ber 2 dengan Amel tidak ada gunanya! Amel juga sama dengannya, lemah dan takut dibentak.
"Sekali lo nggak nurut sama gue, mati lo!"Nara mengancam Nadia, jangan salah jika sudah berteman dan berurusan dengan Nara, akan ia jadikan Budak. Nadia mengangguk cepat, Nara pergi dari toilet, meninggalkan Nadia.
Amel langsung mendekat kearah Nadia ketika Nara pergi karena ia juga takut dengan Nara.
"Nad, lo nggak apa-apa?"tanyaAmel mengkhawatirkan sang sahabat.
"Enggak, gue nggak apa-apa,"jawabNadia.
"Yuk balik ke kelas, lo kayaknya salah ambil langkah,Nad.Lo udah masuk ke hidup kak Nara,"kataAmel, sambil menuntun Nadia keluar toilet.
Nadia menghela napas panjang."Iya kayaknya gue salah,tapinggak apa-apa kalo gue nggakdapatin Defrans lagi.SeengaknyaDefransnggak jatuh di tangan Resti."
***
"Lo balik bareng gue, Re."Bisma yang berkata, bukan lagi Defrans.
Resti mendongak."Gue 'kan bawa mobil,"ucapnya.
"Biar Alan yang bawa mobil lo, lo ikut gue."
"Heh, gue bawa motor,Bos!" tolakAlan.
Bisma menatap tajam Alan, sehinggaAlan tersenyum kikuk di buatnya "Oh, oke-oke, siap laksanakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTI
Teen Fiction[REVISI] #1 Pengkhianat 11/10/2020 #1 Sosiopat 24/11/2020 #1 Dendam 04/10/2020 #1 Kesal 04/10/2020 #1 Emosi 04/10/2020 #1 Pengecut 24/11/2020 #2 Watty2020 22/12/2020 #25 Kejam 28/10/2020 #49 Psikopat 23/11/2020 #14 Persahabatan 26/11/2020 #49 Baper...