Long time no seeHappy reading, enjoy
💛💛
"Sudah sampai, Chim." Mobil berbelok ke halaman parkir sekolah. Hari ini, kami sengaja datang lebih pagi. Supaya Chim bisa main lebih lama sama teman-teman, demikian kataku pada Jimin tadi pagi.
Padahal sesungguhnya aku yang sangat penasaran ingin bertemu dengan Yoonie hwun. Aku bertekad hari ini harus bisa mengetahui bentuk dan rupanya. Kalau perlu akan kudekati Min ssaem sampai dia mengenalkan aku dengan anaknya.
Jangan panggil aku Park Minseo kalau hari ini belum bisa berkenalan dengan Yoonie hwun.
Aku membantunya melepas ikatan sabuk pengaman. "Nah Chim, baik-baik di sekolah ya, patuh sama ibu guru. Kalau ada yang nakal, beritau ke ibu guru. Okay?" Lalu kucium kening dan kedua pipi malaikat kecilku yang membulat bagai mochi.
Jimin meraih wajahku dengan tangan gempalnya, "Iya, Mama. Chim pasti jadi anak baik.". Dia balas mencium pipi dan keningku, lalu merosot turun dari car seat nya. Ingat, Jimin itu pendek dan mobilku yang tinggi.
"Ini tas sekolahnya, Chim." Kataku sambil memasangkan tas bebeknya. Isi tasnya hanya kotak bekal dan botol air minum. Keduanya dari set bekal yang sama dengan tas sekolahnya, semua bergambar bebek kuning.
"Chim sekolah dulu." Katanya sambil melambaikan tangan, mata bolanya berkilauan. Hari ini dia mengenakan sweater T-rex nya yang baru dibeli kemarin. Dia memaksaku untuk langsung mencuci sweater itu supaya bisa langsung dipakai hari ini.
Sebenarnya aku kurang suka bila Jimin memamerkan barang yang baru dibeli, tapi langit pagi ini seolah mendukung keinginannya. Cuaca mendung dan suhu turun beberapa derajat dari hari-hari sebelumnya. Jadi dengan terpaksa, sweater baru itu akhirnya dipakai.
Dari jauh, aku pandangi anakku berjalan memasuki sekolah dengan sweater barunya. Sweater berwarna kuning cerah dengan gambar T-rex yang memenuhi bagian dada. Ukurannya kebesaran di tubuh Jimin, tapi apa boleh buat, yang berwarna kuning hanya tinggal satu itu saja. Jimin pasti kecewa kalau tidak jadi membeli. Tapi pada akhirnya, aku tidak menyesal membeli sweater kebesaran itu.
Lihatlah tubuh mungil Jimin yang seolah-olah tenggelam di dalamnya. Belum lagi telapak tangan yang tidak kelihatan karena lengan sweater yang kepanjangan. Anakku yang memang sudah manis menjadi bertambah menggemaskan berkali-kali lipat. Rasanya aku ingin menyuruhnya pulang dan bermain bersamaku saja di rumah.
Lagipula, sweater kebesaran artinya masih bisa dipakai lama sampai Jimin agak besar. Begitulah pemikiran cemerlang dari seorang ibu rumah tangga irit. Hebat sekali kau, Park Minseo.
Teriakan gembira anak-anak terdengar dari kejauhan. Aku jadi sadar pada tujuan awal datang cepat-cepat ke sekolah. Dengan tergesa pintu mobil kututup, aku berjalan cepat ke wilayah antar/jemput orang tua. Seperti di sekolah lain, disini pun orang tua hanya boleh mengantar atau menjemput anak di area ini. Kami tidak diperbolehkan masuk ke area sekolah lainnya. Tujuannya supaya anak mandiri.
Dari area ini, aku mencoba mencari anakku. Siapa tau dia belum masuk ke kelasnya atau masih bermain di area outdoor.
Anak-anak ramai bermain di area outdoor sekolah, menikmati waktu sebelum jam pelajaran dimulai. Ada yang kejar-kejaran, berlari-larian sambil menjerit-jerit senang. Ada yang bermain perosotan, tertawa gembira sambil berlomba siapa yang meluncur paling cepat. Di beberapa sudut kulihat anak-anak perempuan berbicara kepada teman sebayanya, berbisik-bisik seolah topik pembicaraan mereka adalah gosip paling panas di sekolah.
Tapi aku masih belum menemukan Jimin di antara anak-anak yang bermain riang. Apakah dia masuk ke dalam kelas? Atau dia pergi ke toilet? Kenapa tidak kelihatan? Apa mungkin karena semua anak berambut hitam dan mengenakan seragam yang sama? Tapi kan dengan sweater kuning dan keimutan anakku yang kelewat batas, masakan aku yang ibunya tidak bisa mengenalinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
(The Story Of) Chim And Yoonie
FanficCerita Chim dan Yoonie hwun, dua anak yang berbeda karakter tapi bersahabat karib sejak hari pertama mereka bertemu di sebuah Taman Kanak-kanak.