Bermain Bersama

780 122 55
                                    

Pfiuh....

Chapter terpanjang selama ini untuk Chim & Yoonie.

Semoga kalian suka.

Happy reading

.
.

Aku berlari sepanjang koridor, langkahku semakin lama semakin cepat. Beberapa orang melihatku dengan pandangan tak suka, tapi aku tak peduli. Ada urusan yang lebih penting yang menantiku sekarang.

Aku baru merasa sedikit lega ketika melihat sosok suamiku dalam balutan baju kerjanya. "Papa," panggilku.

Dia menoleh, wajahnya terlihat lelah karena sudah bekerja selama 6 jam. Tapi demi melihat kedatanganku, Papa tersenyum sedikit, "Mama."

Aku berjalan mendekat, "Jimin mana?" Suaraku masih sedikit panik.

"Tenang dulu, Ma. Tarik napas dulu," kata Papa memberi instruksi. "Kalau Mama panik begini, kasihan mereka."

Aku menengok ke belakang Papa, disana ada 2 orang dewasa dan seorang anak kecil. 2 orang dewasa yang terdiri sepasang laki-laki dan perempuan itu sedang duduk tapi tampak sangat gelisah. Mereka berusaha tegar walaupun nyata kelihatan tegang.

"Mama," sang anak yang tadi juga duduk bersama pasangan itu lari menuju ke pelukanku.

"Chim! Chim tidak apa-apa? Tidak ada yang sakit?" Aku berjongkok dan memeluk anakku, dari luar sepertinya memang tidak ada yang terluka.

"Da pa pa," Jimin menggeleng. "Tapi... Tapi...." Dia nampak akan menangis, matanya berkaca-kaca.

"Sshh," aku menarik Jimin agar tidak menimbulkan keributan yang tidak perlu. Melihat sekitar lalu menemukan tempat duduk yang sedikit agak jauh dari pasangan tadi. Jimin mengikuti dan duduk di sampingku. "Nah, sekarang cerita ke Mama. Tadi kejadiannya bagaimana?"

Jimin menyerot ingusnya, lalu mulai bercerita, "Jadi, tadi, tadi kan Mama antal Chim main sama Yoonie hwun...."

Chim's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chim's POV

5 jam sebelumnya.

"Semua sudah dibawa, Chim? Ada yang ketinggalan?"

Di hari Sabtu pagi yang cerah, Mama mengantar Jimin pergi bermain ke rumah Yoongi. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk bermain bersama seharian.

Jimin menggeleng, "Nda ada, Ma. Semua sudah dibawa." Ia menepuk-nepuk ransel kuning berbentuk kepala bebek kesayangannya.

Mama mengelus sayang rambut hitam Jimin, "Kalau begitu, Mama tinggal dulu ya. Jangan nakal, main yang akur sama Yoonie, menurut kepada Min ssaem."

"Okei, Mama," Jimin tersenyum lebar sambil menyentuhkan ibu jari dan telunjuknya membentuk lingkaran.

Benar-benar gemas, sampai Mama tidak tahan untuk mencubit pipi gembil anaknya. Ia kini berbalik dan berbicara dengan sang nyonya rumah, "Min ssaem, maaf merepotkan. Saya titip Jimin," katanya dengan sopan.

(The Story Of) Chim And YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang