Kita break dulu sebentar dari kisah liburan ke pantai. Ada yang mau tahu apa yang terjadi di hari pertama Jungkook sekolah?
Happy reading
.
."Anak-anak, bisa lihat ke sini sebentar?"
Wanita pengajar itu bertepuk tangan keras beberapa kali sehingga seisi ruangan yang tadinya gaduh mendadak hening. Mata belasan anak-anak balita mengarah ke depan kelas. Memperhatikan sang guru yang sedang berdiri di depan.
Min ssaem tersenyum ramah, "Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Dia datang jauh-jauh dari Busan. Mulai hari ini, teman kita ini akan belajar bersama di sini. Siapa yang mau berkenalan?"
Murid-murid mengacungkan tangan tinggi-tinggi. Senyum mereka terkembang mendengar kata teman baru. Antusias sekaligus penasaran.
"Sekarang Ssaem akan panggil dia. Nanti kalau dia sudah di sini, jangan lupa ucapkan salam. Supaya dia senang dan betah bermain dan belajar bersama kita semua. Bisa?"
"Bisaaaaa!"
Jungkook kecil menyaksikan semua percakapan itu dari luar kelas. Ini adalah hari pertamanya bersekolah. Bulan yang lalu, ia dan keluarganya pindah dari Busan dan menetap di kota Daegu, mengikuti Appa yang pindah kerja.
Kemudian minggu lalu, orang tuanya memintanya untuk bersekolah. Kata Eomma, setelah di sekolah, ia akan bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan. Jungkook belum paham apa artinya sekolah, tapi ia percaya pada Eomma.
Dan tibalah hari ini, Jungkook berdiri di samping ibunya dengan kaki yang sedikit gemetar. Sebenarnya ia agak gentar melihat anak-anak yang berlarian ke sana kemari. Mereka semua terlihat lebih besar darinya. Dia juga takut mendengar gemuruh suara anak-anak, bagaimana kalau mereka tidak menyukainya? Bagaimana kalau anak-anak itu menganggap Kookie terlalu kecil untuk diajak bermain bersama?
Perutnya melilit, keringat menetes, Jungkook semakin tak karuan. Bagaimana kalau sebaiknya ia pulang saja dan membatalkan semua urusan sekolah ini. Mungkin Eomma akan mengerti. Atau dia bisa berpura-pura sakit. Ya, kenapa tidak?
"Jungkook, Kookie, sayang," sapaan seorang wanita berwajah ramah menyadarkan dirinya. Jungkook menatap wanita itu yang akan menjadi gurunya.
"Ayo, masuk ke kelas. Teman-teman sudah menunggu, tidak sabar ingin bertemu." Tangan guru itu terulur.
Jungkook ragu-ragu, apa yang akan ia lakukan sekarang. Tangannya dingin, otot mukanya tegang. Dia merasa akan menangis.
Tiba-tiba Jungkook merasa seseorang meremas lembut bahunya. Jungkook berpaling menatap kepada sang Eomma yang tersenyum penuh kasih. Lalu tiba-tiba dia mengingat percakapan mereka semalam.
Jungkook sudah berjanji tidak akan mundur di hari pertama sekolah, juga tidak akan menangis. Ibunya tersenyum bangga mendengar tekadnya itu. Senyum yang sangat indah, dan Jungkook merasa amat bahagia. Kini Eomma tersenyum lagi kepadanya seperti kemarin malam.
Pria sejati selalu memegang janji, begitu kata Appa. Jungkook adalah pria sejati, walaupun ia masih kecil dan usianya masih muda. Jadi dia mengulurkan tangan kecilnya dan menggandeng ibu guru.
"Semangat, Kookie," demikian Eomma memberi salam perpisahan sambil mengepalkan tangan, "Sampai ketemu nanti siang."
Jungkook mencoba tersenyum walaupun dadanya berdegup gugup. Ia pasti bisa. Ia harus bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
(The Story Of) Chim And Yoonie
Fiksi PenggemarCerita Chim dan Yoonie hwun, dua anak yang berbeda karakter tapi bersahabat karib sejak hari pertama mereka bertemu di sebuah Taman Kanak-kanak.