Bab 6

1K 60 0
                                    

Happy Readings ...

***

"Selamat hari kamis, buat tante yang manis," ujar Davis setelah keluar dari kamarnya dan menemui Melodi yang sedang menyiapkan sarapan.

"Caper banget," ucap Vano yang sudah duduk di meja makan.

"Biasa aja dong, ponakan gak boleh durhaka sama Om-nya."

"Yang jelas kalau bukan Om kaya lo!" Sengit Vano tak mau kalah. Pagi-pagi begini, selalu saja diawali dengan kejahilan. Entah antara Vano dan Ara atau sekarang ada anggota baru yaitu Davis yang sama gesreknya kayak mereka.

"Udah, gak boleh ribut di depan makanan. Gak baik." Lerai Melodi karena jika tak dihentikan pasti akan ada arena adu omongan.

"Pagi bunda," sapa Ara pada Melodi lalu memeluk dengan sayang.

"Pagi juga anak bunda yang paling cantik."

"Yaiyalah cantik. Orang anak cewe Bunda cuman Ara aja." Cibir Vano. Sepertinya Vano sedang Pms, ya. Sejak tadi tak bisa melihat orang senang saja. Sabar ya Vano.

"Sirik aja lo."

"Abanggg ... udah dong." Peringat Melodi, lalu menyuruh Ara dan Davis untuk duduk dan mereka pun memulai sarapanya.

***

Sepulang sekolah. Ara, Vano dan Teman-temanya juga Davis pergi ke sebuah panti yang terletak di pinggir kota. Mereka membawa keperluan anak panti untuk di sumbangkan. Menggunakan mobil Vano namun Davis yang menyetir, karena Vano masih tidak boleh banyak gerak. Sebenarnya Melodi tidak mengizinkan Vano ikut karena kondisinya, namun bukan Vano jika tidak punya seribu alasan agar Melodi mengizinkanya, jadilah sekarang ia duduk di kursi samping kemudi. Walaupun ia harus menggunakan kursi roda nantinya.

Ah, ya. Hari ini adalah hari pertama Davis mulai sekolah di sekolah Vano dan Ara. Ia pindah dari Surabaya karena ingin tinggal di Jakarta. Berhubung Davis masih di bawah umur, Bunda-nya tidak mengizinkan untuk ngekos jadilah ia akan tinggal di rumah tantenya-Melodi selama tinggal di Jakarta.

Hari pertama Davis sekolah, Davis langsung terkenal karena ketampananya dan juga berangkat bareng bersama Ara.

Flashback on ...

"Gue numpang ya," ujar Davis saat keluar dari rumah.

"Kalau gitu, lo yang bawa mobilnya ya bang," sahut Ara lalu melemparkan kunci mobil Vano yang langsung ditangkap Davis.

"Siap, apasih yang enggak buat teddy bear."

"Jangan panggil gue dengan sebutan itu kalau di depan anak-anak ya!" Peringat Ara sambil memicingkan matanya.

"Emang kenapa?"

"Malulah, gue-kan udah gede. Udah deh ayo masuk, ntar telat lagi."

"Oke deh, kuy"

Sepuluh menit akhirnya mereka sampai. Apalagi jika bukan karena Davis membawa mobil segila Vano. Benarkan yang Ara bilang kalau Davis adalah jelemaan setan nyebelinya Vano. Karena kelakuanya udah kayak angka sebelas dua belas.

"Kenapa Ra?" tanya Davis dengan tak tahu dirinya.

"Mati aja lo!" umpat Ara dengan wajah pucat pasi lalu segera keluar dari mobil.

"Eh siapa tuh yang bareng Ara?"

"Wahh ganteng banget."

"Itu mobil Vano-kan? Kok bisa di bawa orang itu sih?"

MY HERO BROTHER ✔ (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang