04. Dekat di mata jauh di hati

72 14 1
                                    

"Bagiku kau begitu dekat, namun mengapa begitu sulit tuk kuraih?"

Sekarang adalah jam pelajaran olahraga, bagi kelas gadis dengan rambut yang diikat ponytail itu-Thea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang adalah jam pelajaran olahraga, bagi kelas gadis dengan rambut yang diikat ponytail itu-Thea. Pelajaran dengan urutan kedua setelah Matematika yang paling tidak disukainya.


Kini mereka tengah melakukan pemanasan di lapangan Volly, SMA Andromeda.

"Eh eh ... Liat deh Arden keren banget sihh, kalo keringetan gitu ...." ucap Reya pada kedua sahabatnya saat melihat Arden dan teman sekelasnya —11 MIPA 1— yang juga sedang jam Olahraga tidak jauh dari posisi mereka.

"Tiati, Si ikan sarden tuh playboy bermerek! Sekali suka, habis lo," balas Fina memperingatkan.

Reya memberenggut.

"Uhh ... Tapi gantengan juga El," balas Thea.

"Elah ... Thee lo suka sama si beruang kutub?" cetus Fina.

"Beruang kutub? Maksudnya Ice Bear? Iya gue suka. Lo tau kan, gue emang suka sama Ice Bear. Banyak kok di kamar gue."

Sebuah jitakan mendarat di kepala Thea, yang diikuti dengan ringisan gadis manis itu.

"Sakit, Finaa ihh ...."

"Elo sih, gue bilang beruang kutub si El. Lo malah nyambung ke Ice Bear boneka lo itu!" kesal Fina.

Sedangkan Reya, iya tengah menertawakan kedua sahabatnya itu. "Kalian bego! Whahaha."

Thea dan Fina saling menatap, Fina mengangguk dengan senyum aneh di bibirnya, dan entah mengapa langsung dimengerti oleh Thea.

Dengan bersamaan ....

Tukk ....

"Auww ... Sakit begoo!"

"Bodo amat!" serentak keduanya. Kemudian saling ber-tos ria dengan wajah kemenangan dikala, jitakan mereka mendarat dengan sempurna di kening Reya.

"Sialan."

"Terus, terus. Kalo El, lo suka nggak?" tanya Fina memgabaikan Reya yang sedang mengumpati mereka.

"Hmm? I–itu."

"Aciee ... ciee ... lo suka 'kan?" ujar Fina menggoda Thea.

Di sana Thea menunduk, dengan pipi yang terasa panas. "Cie ... ciee ... pipi nya merah hahaha," ledek Reya saat melihat pipi Thea yang memerah.

"Ihh a–apaan sihh ...." cicit Thea kesal bercampur malu. Lantas kedua orang itu menertawakan Thea bersama.

"Baiklah anak-anak, sekarang buatlah regu dengan masing enam anggota dan berbaris dengan rapi!" seru guru Olahraga itu —Pak Yohan.

Cherished: The last Mission of GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang