"Aku heran batu itu membawa sebuah petaka, ataukah keberuntungan yang menyenangkan nan mendebarkan?"
"Lo yang lempar?"
"E–eh?"
"Ada apaan sih El?" Kedua orang itu menoleh ke asal suara.
"Eh? Elo kan Thea? Lo kok bisa di situ?" heran Arden.
"I–itu tadi, gue mau manggil Revan. M–maaf kalau gue ngelempar batu, terus lo kena," jelas Thea menunduk.
"Kalo ngomong, tatap orangnya!"
Thea tersentak, sial! El tidak tahu saja, jika Thea menunduk karena merasa malu, bersalah, sekaligus menutupi pipinya yang terasa menghangat.
Thea melipat bibirnya, menarik napas dan memasang senyumannya, balik menatap kedua orang di seberangnya.
"Revannya ada?"
"Ngapain nyari gue?" sahut Revan yang baru datang dengan sebuah nampan berisi minuman dan makanan ringan.
Thea menggeleng pelan. "Gue pikir tadi, lo ikut sama bunda."
"Tunggu, tunggu. Kalian punya hubungan apa?" heran Arden.
"Ohh itu, gue sama Thea udah temenan dari kecil. Seperti yang lo liat, itu rumahnya. Dia tetanggan sama gue, makanya sering berangkat sekolah bareng gue," jelas Revan.
Arden mengangguk pelan, lantas dia memukul pundak Revan agak keras membuat sang empu meringis pelan, dan menatap Arden dengan tatapan kesal.
"Bazeng lo Van. Pantas aja tiap kita mau main ke rumah lo, lo selalu nggak mau."
"Ternyata ini tohh sebabnya. Jahat lo ngejauhin cecan dari kita," sambung Arden.
Revan menyengir tanpa dosa. "Jangan salahin gue dong ... gue cuman nggak mau temen gue yang lugu itu, kekontamidasi sama kalian-kalian ini."
"Apa lagi sama lo! Si playboy cap ikan sarden!"
Arden mendengkus pelan. "Anjing!"
Sedangkan El, dia menatap keduanya datar, kemudian menoleh pada Thea yang menatap mereka heran —tidak tahu apa yang diributkan kedua orang itu.
Selama ini mereka selalu berkumpul di apartemen El. Jika bosan mereka pindah ke rumah Arden, atau cafe milik keluarga Arden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherished: The last Mission of Guardian
Teen FictionCherished adalah kisah tentang si gadis sederhana yang sedikit naif, dengan si Malaikat pelindung berhati beku tampan kesayangannya. Ini jelas bukan cerita fantasi, tapi menurutnya malaikat itu, Michaellio Elgebar Prasetya. Manusia dingin dan kaku...