16. Bintang itu, bukan bintang ini!

29 4 1
                                    

Selain astrophile, alasan gue suka bintang itu, yaa karena bintang itu, lo!

“Selain astrophile, alasan gue suka bintang itu, yaa karena bintang itu, lo!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

El menekan bel rumah Thea, hingga beberapa menit kemudian Sinta keluar.

"El? Udah nyampe aja, nih?" goda Sinta dengan alis yang di naik turunkan, dan bibir menahan senyum.

"Assalamualaikum Maa," sapa El meraih tangan Sinta untuk di salami.

"Urghh emang calon mantu idaman kali, kanda!" batin Sinta, masih dengan senyum tertahan.

"Masuk gih, Thea bentar lagi—"

"Ahh pas banget! Itu Thea!" seru Sinta saat menoleh pada sang anak yang melangkah menuju mereka. El pun ikut menoleh, terdiam sesaat kemudian melemparkan senyum.

Sinta melihat dari atas ke bawah dan bawah ke atas seakan sebuah mesin scanner. Rok jeans sebetis dengan kemeja berwarna broken white dengan lengan seperempat, dan rambut yang sedikit diikal kemudian ditata sedemikian rupa, tidak lupa sling bag senada dan heals yang tidak terlalu tinggi. "Wait! Ada yang kurang!" serunya kemudian.

"Wait a minute!" tahannya berlalu, diikuti dengan tatapan bingung Thea dan penasaran dari El.

Tidak lama kemudian Sinta kembali, dia lantas memasangkan sebuah kalung dengan liontin bulan sabit kecil, pada Thea. "Nah, perfect," ucapnya sembari mengacungkan jari jempol dan telunjuk kanannya.

"Nah sekarang, kalian pergi gih," ucapnya sambil mendorong agar kedua anak itu melangkah keluar. "Ingat, pulangnya jangan kemalaman! Lewat jam delapan, Mama kunciin di luar!"

Sinta tersenyum usil, dia percaya El bisa menjaga Thea. Lagi pula, dia El. Atau mungkin, apa perlu Sinta menyebutnya Setya?

Thea yang sudah di luar sedikit memberenggut sebal, rasanya dia baru saja di usir dari rumah sendiri.

Genggaman dari El sedikit menyentak Thea dari kekesalnnya, dia meliat cowok itu tersenyum tipis.

"Gila, demi apa! Si es batu senyum sama gue!" batinnya memekik dengan bibir menahan senyuman.

"Masuk!" suruh El kembali mengalihkan Thea.

"El lo bawa mobil? Motor lo mana?" Thea keheranan, pasalnya ini pertama kalinya dia melihat El membawa mobil. Biasanya hanya dengan motor sport, dan helm fullfacenya.

"Apart. Buruan," kode El kembali menyuruh Thea masuk, dan duduk di jog samping kemudi.

Mengabaikan Thea yang memilih berbicara lo-gue padanya. Terserahlah, dia bisa pakai semua yang membuatnya nyaman, pikir El.

Setelah menutup pintu penumpang, El menyusul dengan duduk di kursi kemudi. "El mau kemana?" tanya Thea lagi dengan binar di matanya.

Tidak ada jawaban El hanya mulai menyetir mobilnya, sementara Thea lantas dibuat merenggut dan mendengkus kecil seraya mengalihkan wajah dari El. Kemana pun asal tidak melihat porselen es batu, di sampingnya.

Cherished: The last Mission of GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang