31. Gengsi dong Bruh!

27 6 0
                                    

"Kasih sayang, kesehatan, persahabatan, dan cinta bukan hal yang semua orang bisa dapatkan, lalu ketika kau mendapatkannya jagalah hal itu sebaik-baiknya."

💌

"Kurirnya udah datang," cengir Thea memancing perbuatan jahil dari El.

"Terus?" tanyanya dengan sebelah alis terangkat, membuat Thea mencebik pelan. "Katanya mau bayariiin ...."

El terkekeh pelan, hingga melakukan kebiasaannya pada Thea. Mengacak puncak kepala gadis itu. "Oke."

Dia pun melangkah ke luar dan melihat seorang kurir dengan paket di tangannya. "Berapa?" tanyanya menoleh pada gadis itu.

Thea meringis pelan. "550 ...."

El manaikkan sebelah alisnya, meraih kartu dengan warna hitam dan berbisik. "Kok dikit?"

Thea berjengit kaget, begitupun dengan kurir yang membawa paket belanjaan gadis itu, dan menyodorkan pembayaran portabel. "A–anu, sebenarnya gue juga mesen delivery tadi," cicit gadis itu setelah menerima paketnya, dan juga ketika kurir itu telah pergi.

"Hm? Pesan apa? Junk food?" cecar El, yang kembali mendapat cengiran dari sang pacar.

"Kan gue udah bilang, junk food itu—"

"Nggak sehat, nah itu udah datang, pas banget ...." pekik gadis itu senang, El yang melihatnya hanya menghela napas panjang.

"El buruan dibayar ...." bisik Thea sedikit berjinjit.

Lelaki itu mendengkus pelan, namun tetap saja membayarkan pesanan sang pacar. Setelah itu Thea melangkah masuk, meletakkan pizza pesanannya di meja tamu, dan meminta paket baju gantinya dari El.

"Itu apa?" heran El saat melihat gadis itu hendak membukanya.

"Piyama," balasnya dengan santai.

"Nah, gimana? Lucu nggak?" tunjuk Thea setelah berhasil membuka paketnya. Nampaklah dua pasang piyama dengan karakter beruang cokelat dan putih.

Kening El dibuat mengerut dalam. "Kok dua?"

"Buat lo satunya." Thea melemparkan cengiran lebarnya.

"Hah? Gimana?" tanya El tidak mengerti.

"Yaa masa gitu aja nggak paham sih, kalau dikasi lusinan soal kimia aja langsung beres." Gadis itu mencebik pelan, membuat El terkekeh pelan.

"Kan bedaaaa ...."

"Iya dah, iyaa yang otaknya encer kek susu," cibir Thea kesal.

"Susu kental, Thee," koreksi El mengambil tempat di sisi gadis itu.

Thea merotasikan matanya lelah, rasanya ingin menangis saja. "Iya, iya, nggak usaha dikoreksi juga kali ...." sebalnya menekuk wajah, memilih untuk melepas kedua piyama itu dan memilih untuk duduk di lantai berkarpet bulu, membuka satu persatu pesanan deliverynya.

El dibuat terkekeh pelan, dia ikut duduk di samping Thea memperhatikan sang pacar yang sedang mengunyah potongan pizza-nya terlihat menggemaskan, ketika kedua pipinya nampak menggembung.

Tidak tahan, El mencubit pipi Thea membuat gadis itu menjerit kesakitan. "Aaaaa ... lu ngapain sih! Gue lagi makan, anj—"

Cup ....

Satu kecupan mendarat di pipinya membuat gadis itu terdiam, seraya mengerjap pelan. Dia menoleh pada El dengan melongo, sementara cowok itu nampak tersenyum lebar mengusap pipinya yang memerah.

Lantas Thea dibuat berdiri, meletakkan sepotong pizzanya ke kotak dan melarikan diri. Benar-benar, keadaan itu sangatlah tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cherished: The last Mission of GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang