07. Turnamen dan Tunangan

60 8 3
                                    

"Sebutan jika merasakan perasaan sesak, cemburu, dan marah pada seseorang yang bukan siapa-siapa untukmu?"

"Sebutan jika merasakan perasaan sesak, cemburu, dan marah pada seseorang yang bukan siapa-siapa untukmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thee!"

Thea terhenti, kemudian menoleh dan menghela napas pelan. "Revan ih! Ngagetin aja sih!" kesal Thea.

Revan tertawa. "Emang lo habis apa sampe kaget gitu? Habis maling yaa lo?!"

Sebuah jitakan mendarat di kening Revan. "Enak aja! Revan gue ke kelas dulu yaa, ada BuMi di kelas soalnya."

Revan yang meringis sambil mengusap keningnya mengangguk pelan. "Ya udah sana, tadinya gue mau ngasih susu pisang tapi malah di jitak, sakit tau ...."

Thea meringis merasa bersalah, namun sekarang malah terjebak dalam perasaan dilema.

Dilema harus mengambil susu pisang itu, atau kembali ke kelas. Jika mengambil susu itu, dia akan terlambat ke kelas dan bisa dihukum oleh Bu Mita. Jika menolak susu pisangnya, Thea rasa mustahil!

"Jadi mau nggak?"

Thea mengigit kecil bibir dalamnya, dan meringis pelan. "Mau! Tapi Revan simpan dulu, ntar pulang baru Thea ambil yaa ... Yaa ...." tutur Thea menampilkan puppy eyesnya.

"Nggak mau! Kalau Thea nggak ambil sekarang, ya bakal Revan minum." Revan tergelak.

"Revan! Kalau Revan minum, Thea janji bakalan ngambek sama Revan seminggu!"

Revan tersenyum jahil. "Ngambek aja, jadi gue nggak bakal anter jemput lo lagi deh ...." balik Revan sambil memeletkan lidahnya.

Sambil mengertakkan gigi, Thea menatap Revan kesal. "Yaudah gue sumpahin lo menceret seminggu kalau lo minum!"

Revan menatap Thea kesal. "Heh! Siapa yang ngajarin nyumpah-nyumpahin gitu!"

"Bodo amat! Pokoknya kalau Revan minum, Revan bakalan menceret seminggu! Ingat tuh! Awas aja! Thea mau ke kelas, bye!"

Revan menggelang pelan sambil melihat langkah Thea yang menjauh, lucu! Revan menutup pintu kelas dan kembali membuat riuh.

"Tangan di atas semuaa!"

"Anjir kaget gue! Tangan di atas-tangan di atas, emang lo bawa pistol?!" kesal Arden.

Revan tertawa. "Lanjutin konsernya lagi kuy!"

"Aku cinta padamu!"

"Entah apaa yang mera—"

"Bukan sambungannya goblok!" teriak Galih dari bangku belakang.

Revan kembali tertawa. "Oh iya iyaa, lupa gue ...."

Revan melangkah mengambil sapu ijuk di sudut kelas dan menyodorkan gagangnya pada teman sekelasnya seperti microphone. "Yang tau lanjutin atuh!"

Cherished: The last Mission of GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang