Yang hingga kini sering mengganjal difikiranku adalah kenyataan bahwa di bahagiamu sekarang ternyata sudah tidak ada aku. Padahal saat ini kamu masih jadi alasan utama hilangnya bahagiaku.
Akhirnya aku kehilangan lagi.
Setelah berkali-kali mencoba bertahan, akhirnya aku kehilangan sekali lagi. Sehebat apapun aku mencoba, sekuat apa pun aku mengalah, pada akhirnya aku selalu menjadi pihak yang merasa kehilangan.
Seperti setiap langkah kaki diciptakan untuk mengarahkanku pada sebuah kehilangan lagi. Berusaha sekuat tenaga hanya akan semakin menyakiti diri sendiri. Siapa aku bagi mereka yang pergi? Mengapa baginya aku tak cukup indah untuk merebahkan diri.
Sedihku kini berteman dengan sendirian, ia yang dulu aku selalu ada di setiap sedihnya, sekarang tidak ada ketika aku sedang bersedih. Tawaku kini berteman dengan sepi, ia yang dulu dengan susah payah aku buat bahagia, sekarang tidak ada ketika aku membutuhkan tawanya.
Aku kehilangan sekali lagi.
Aku yang dulu menyemangati, sekarang menjerit mati ditinggal pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayakan Kehilangan (Selesai)
Short StoryAku sudah bahagia sekarang. Tak perlu kau cemaskan aku lagi. Aku sudah ditemukan oleh seseorang. Yang seperti doamu dulu sebelum pergi meninggalkanku; yang akan benar-benar menyayangiku. Yang akan benar-benar mencintaiku. Kini aku telah ditemukannya...