Rumah Yang Nyaman

53 7 0
                                    

Mengapa menyerah? Mengapa tidak memilih berjuang? Jika kita pernah nyaman bersama, kenapa tidak diperbaiki dan malah memilih untuk pergi?

Aku pernah membiarkan seseorang masuk.
Aku kira ia hendak menetap, namun ternyata ia hanya beristirahat.

Dari banyaknya orang yang ingin duduk, ia yang aku persilahkan masuk.

Dari banyaknya orang yang ingin menetap, ia yang dengan mudahnya berdiri lalu melangkah pergi.

Iya, aku pernah.

Mungkin baginya rumahku tidak nyaman. Tapi bagiku, ia yang membuatku nyaman diam di rumah.

Sayang, padahal ku hendak menjadikannya rumah dari setiap pulangnya kata dan tulisan. Tapi ia terburu pergi, lalu menjadi rahim dari setiap perginya kata dan tulisan.

Merayakan Kehilangan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang