Perempuan Dalam Impian

24 6 0
                                    

Seandainya kau mengerti, ada namamu di kolam notifikasi, aku gembira setengah mati.


Ada gempita-gempita kecil dalam kepala kala melihat kau dengan bangganya mengenalkan apron. Mungkin gempita itu dari debaran jantungku sendiri yang merangkak untuk memberitahu dunia seberapa kagumnya aku melihat kau sebagai sosok perempuan. Meski bibir ini harus berhianat berkata bahwa ada yang lebih menggiurkan daripada ciummu, ah itu mungkin masakanmu.

Masaklah. Dan aku mencintaimu.

Mencintaimu aku tak sebatas hanya perihal rupa dan rasa. Suaramu adalah nyanyian pagi sekaligus alasan mengapa aku ingin sekali bangun lalu secepatnya mengecupmu. Puisi-puisiku tak bernyawa. Ia hanya tulisan dari letupan rasa-rasa yang kau ciptakan. Namun suaramu adalah tiupan Tuhan yang memberikan nyawa pada mereka. Mendengarkanmu membacakannya, aku merasa seperti seorang ibu yang mendengar anak dari rahimnya menangis untuk yang pertama.

Bacalah puisiku. Dan aku akan mendengarkan, lalu mencintaimu.

Cinta adalah bentuk sederhana dari bahagia. Sederhananya pakaian yang kau kenakan. Kaos polos beserta sepatu sneakers usang. Diselingi jaket yang wanginya membuatku ingin mendekapmu dan membawamu pulang sebagai hadiah untuk masa depan. Bagiku, kesederhanaanmu adalah kelengkapan yang melengkapiku. Biarlah mataku sesekali melirik kepada wanita-wanita berkaki jenjang, namun hati dan kecupku setiap malam setia menelanjangimu hingga pagi menjelang.

Berpakaianlah sederhana. Dan sederhana itu untuk aku mencintaimu.

Pernahkah aku berkata bahwa dirimu yang selalu aku utamakan? Melihatmu ada tentu aku bahagia. Maka tak pernah sedikitpun aku rela sakit menggerogoti mu hingga kau terkapar lemas di atas ranjang. Makanlah yang banyak, tak usah pikirkan berat badan, aku mencintaimu di segala keadaan. Makan yang kau habiskan disertai piring-piring yang bersih adalah cara mudah untuk membuat ku siap mengajakmu pergi di hari-hari selanjutnya.

Makanlah yang banyak, biar nanti pelukku yang membuktikan bahwa tubuh mu selalu nyaman bagiku dalam setiap keadaan.

Tak ada lelah jariku berpulang lembut diantara pipi dan leher mu. Tiada getir kecupku mencium bibirmu kapanpun itu. Sebagai lelaki, aku akan berdiri menghadap dunia dan dengan lantang menentang bahwa tak ada yang lebih indah ketimbang kau yang tengah terpejam di antara waktu subuh dan fajar. Dirimu adalah bukti nyata bahwa mandi bukan pilihan untuk mengawali hari. Mata lelahmu yang baru terbuka, oh aku mencintainya. Bibir keringmu ketika kau baru terbangun, biarlah aku yang membasahinya. Rambut kusammu ketika pagi menjelang, adalah cara Tuhan membunuhku secara perlahan.

Maukah di tiap pagiku seperti ini? Permintaanku sederhana, tetaplah berbaring di sana, dan biarkan aku mensyukuri apa yang tengah aku punya.

Begitulah cara-caraku mencintaimu, wahai perempuan dalam impian.

Merayakan Kehilangan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang