Kak Brian dengan smirknya, dengan auranya, dengan tatapannya.
He's driving me crazy walau aku cuma nonton dari jauh. Energiku sudah cukup habis setelah hype out lagu- lagu Enamhari tadi, jadi aku memutuskan mundur dan menjauh sedikit dari panggung.
"Oke, guys. Buat tiga lagu terakhir, ini spesial banget sih. Sesuai dengan kondisi hati salah satu member," ujar Kak Jae yang lagi- lagi berhasil menemukanku.
Ah sialan. Dia tinggi sih.
"Congratulations, You Were Beautiful, sama Letting Go."
Terus penonton ricuh. Yaelah broo, galau- galau amat si.
Terus, yaudah. Lagu Congratulations mulai main.
SUMPAH NIH. JUJUR BANGET. BUKANNYA HARUSNYA AKU YA YANG NYANYI CONGRATULATIONS???
KAN KAKAK YANG PUNYA CEWEK BARU. BUKAN AKU.
MANA KAK BRIAN NYANYINYA MENGHAYATI BANGET GITU.
"WHO HURT YOU, BRIAN?" teriak seorang perempuan di sebelahku. Tuh kan. Obvious banget kalo Kak Bri lagi patah hati.
But wait, wait. Who hurt who??
Maksudku, harusnya ya Mbak, kamu tanya Ke Brian, siapa yang dia sakitin. Bukan siapa yang nyakitin dia.
Ya udah, selama lagu itu aku misuh- misuh sendiri.
Merhatiin Darren yang tiba- tiba kadar kerennya naik 1000%, tengilnya Kak Jae, pokoknya segalanya, asal bukan Kak Brian.
Lagu kedua. You were Beautitul. Aku nggak siap, Kak.
"Sebelum nyanyi, gue boleh kali ya ngomong dikit?" suara berat Kak Brian merebut atensiku.
"BOLEEEEEHHH."
Aku memperhatikannya. Gerak- geriknya seolah mencariku yang sudah mundur jauh dari kerumunan.
"So. This is for you, Ve. Aku nggak tahu kamu dimana, kamu nggak kelihatan dari sini tapi aku yakin kamu masih ada di sini. Ya, kan?"
Aku... gak tahu harus apa.
Sumpah, ini yang namanya fans- fans pada ribut sendiri gitu loh, entah gemes, atau gak terima idolanya galau.
"Aku minta maaf, Ve," katanya.
Pas Kak Brian sama Kak Jae nyanyiin Bridge, aku sungguh merasa tertusuk. Tepat di relung.
I don't want you to hurt but can't help it
Every moment is thoughts of you back when
I saw you throw me a smile and that had me
Cara nyanyinya Kak Brian benar- benar berbeda. Entah akunya saja yang terbawa perasaan, atau yang didepan memang sedang hancur hatinya.
Ia memejamkan mata, dan aku terbawa emosi.
Kami, di tempat yang sama, emosi yang sama, tapi tidak bisa bersatu.
Semuanya sungguh miris.
Kak Brian, aku rindu.
🍙🍙