2.1

818 115 24
                                    

[LINE] darren bocil: ave disamperin abel ke fkg

Pesan singkat dari Darren mampu membuat Brian yang baru saja menyelesaikan mata kuliah yang hampir membuatnya tidur kembali segar.

Buru- buru ia berjalan menuruni tangga dan menelpon drummer Enamhari itu.

"Lo dimana?"

"Kantin FKG. Mina sama Ave lanjut kelas."

"Abel?"

"Lewat doang. Senyum, terus pergi."

Jawaban dari Darren paling tidak berhasil membuat Brian tenang. Ia merebahkan dirinya di jok supir mobil BMW-nya, sesekali memijat dahi yang entah kenapa terasa berat.

🍙🍙

Flashback

Selesai manggung, keadaan backstage sedikit dingin. Brian baru saja meneguk colanya saat tiba- tiba Abel masuk ke ruangan itu. Katanya mau bicara.

Javier yang seolah mengerti langsung menyuruh member lainnya untuk mencari Ave yang notabene tidak diketahui posisinya.

Kalau dia sih, mau nonton drama. Live action drama maksudnya. Hihihi.

"Tadi itu apa, Kak?"

"Apa? Tadi aku nyanyi buat Ave."

"Kak... Kakak serius?"

"Ya.. iya. Kenapa?"

"Aku—" omongan gadis itu terpotong dengan isakan tangisnya.

Abel nangis. Brian bingung. Jae minta popcorn sama staff acara.

--

Samuel kembali ke backstage menemui Jae dengan popcorn di tangannya dan Brian yang berwajah kusut.

"Kak," panggil Brian.

Mereka tahu kalau Brian menggunakan 'Kak' maka pikirannya benar- benar kacau. Valid. Tidak bisa disanggah.

"Gue nggak ngerti."

Jae menggelengkan kepalanya perlahan.

"Lo anggep Abel apa, sih?"

"Y-ya, adik tingkat? Teman?"

"Itu aja? Jujur, Brian."

"Serius. Gue anggep dia adik tingkat yang nanya- nanya soal BEM. Ya gue ladenin, jadi temen. Dia nonton gue manggung," balasnya santai.

"Kalau Ave?" kali ini Samuel yang bertanya.

Brian tertegun.

"Beda."

"Ya gimana?"

"Pokoknya beda. Gue sayang sama dia."

"Brian. Lo sadar nggak sih kalau perlakuan lo ke Ave sama ke Abel tuh sama? Nggak ada bedanya," kata Jae yang seolah gemes banget sama tingkah Brian.

"—Maksudnya, lo anter dia pulang, lo ajak ke studio, lo pergi ke cafe bareng. Terus, Ave minta jaga jarak, lo juga nggak ada minta maaf, minta omongin baik- baik, malah lanjut pergi sama Abel."

Wah Jae ngerasa keren ngomong kayak gitu.

"Iya, Brian. Gue juga gak bisa salahin Ave kalau dia gak stabil emosinya. Bisa aja dia ngerasa dimainin. Toh kalian emang nggak ada status," timpal Samuel.

Jae gak mau kalah keren, dong.

"Ya, sekarang lo liat Ave gak tau kemana di luar. Sendirian lagi."

Ya jatuhnya mojokin Brian sih. Kasihan.

Brian mengangguk pelan dalam diam. Pikirannya semakin kusut. Nggak lama, William sama Darren masuk ke backstage bawa kopi sama hokben banyak.

"Ketemu gak Avenya?"

Keduanya menggeleng, mengakibatkan Jae menghela napas.

Darren lalu duduk di sofa sebelah Brian, membuka aplikasi Zenlynya.

"ASLI. AVE UDAH DI APARTEMENNYA DONG," ujarnya nggak santai.

William ketawa- ketawa, membuat Jae curiga. "Kenapa lo?"

"Sebenernya tadi gue ngumpet sama Ave.."

Ya udah. Diamuk masa.

💫💫

"Halo?"

"Abel."

"Iya?"

"Ngapain ke FKG?"

"Siapa yang bilang?"

"Darren."

"O-oo. Nyamperin temen."

Brian langsung mematikan teleponnya. Ia benar- benar harus meluruskan segala hal yang ada. Ia kembali membuka ponselnya.

"Iya Kak? Kenapa lagi?"

"Bel," Brian menyimpan ragu.

"Hm?"

"Aku sayangnya sama Ave."

.

✔️about kak brianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang