narasinya jangan lupa dibaca ya!!! biar enggak bingung nantinya
🌈🌈🌈
1. gadis bernasib malang
Hujan baru saja usai mengguyur Kota Metropolitan se-malaman. Bisa dilihat dari jendela rumah besar yang terletak amat jauh dari pemukiman itu masih dipenuhi oleh embun. Lantai di bawahnya pun ikut basah akibat tetesan air dari embun yang menguap atau sisa hujan se-malam yang masih mengendap di atas atap rumah.
Rumah megah itu terlihat seperti rumah tak berpenghuni sejak tragedi besar beberapa tahun lalu.
Gelap gulita menjadi penghias nuansa rumah itu. Dinding bercat putih polos yang menjadi penyokong berdirinya rumah itupun sudah dipenuhi oleh rayap.
Rumah itu terlihat sangat sunyi dan senyap, jam dinding saja tak terdengar keberadaannya bahkan cicak pun enggan untuk berdecit.
Beberapa debu di anak tangga tersapu bersih saat gadis bertubuh mungil mulai menuruninya dengan cara mengendap-endap hingga meninggalkan jejak di setiap pijakannya.
Gadis enam belas tahun yang sudah lama kehilangan semua ingatannya sejak tragedi besar di rumah ini terjadi itu berjalan secara perlahan menuju dapur. Sesekali menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga.
Mata indah milik gadis berbando merah itu tak tinggal diam, selalu bergerak menyusuri tiap sudut ruangan yang ia telusuri beriringan kaki kecilnya berjejak dengan sangat hati-hati.
Gadis yang menggunakan gardigan kuning sebagai pelapis tubuh mungil nan kurus itu sangat berwaspada, bahkan saat melangkah saja ia menahan napasnya karena takut seseorang akan terbangun dari tidurnya.
Setelah sampai di dapur, ia langsung membuka lemari pendingin dengan hati-hati. Menatap isi lemari pendingin mulai dari pojok kiri atas dengan amat teliti.
Helaan napas terdengar beriringan dengan bahunya merosot dan pandangan berubah sendu. Ia tidak menemukan apapun di dalam sana.
Sesaat membulatkan mata ketika menemukan satu buah Apel kecil terletak di paling belakang. Sudut bibirnya jadi tertarik membuat senyum simpul. Menoleh ke belakang satu kali sebelum mengambil buah merah segar itu.
Menggigit hasil temuannya lalu mengunyah daging Apel dengan lahap layaknya orang kelaparan.
Tentu saja ia merasa lapar, karena sejak se-malaman dikurung di dalam kamar mandi berteatan dengan hujan detas mengguyur Ibu Kota tanpa memakan apapun selama satu hari penuh.
Tiba-tiba tersentak hebat sampai tak sengaja menjatuhkan Apel yang tengah dimakan saat sebuah gebrakan meja mendominasi ruang dapur ini.
"BAGUS YA!" Sentakan pertama yang dilontarkan sang pelaku sehabis memukul meja menggunakan alat cambuk yang ia bawa.
Gadis mungil itu langsung memundurkan langkahnya setelah membalikan tubuh dan mengetahui siapa sang pelaku walaupun ia sudah mempraduga sebelumnya.
Tubuh kurus itu langsung panas dingin saat manik matanya tak sengaja menatap mata Pria paruhbaya di depan sana.
Mata pria yang diliputi rasa dendam dan amarah.
Menunduk dengan tubuh gemetar hebat sambil terus berjalan mundur ke belakang. Seketika membeku di tempat saat punggung kecilnya sudah menabrak lemari pendingin, menandakan langkahnya telah habis untuk mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 WISHES
Teen FictionTahu hal apa yang paling Angga benci di dunia ini? Melihat gadis gila bertubuh mungil yang selalu mengenakan gardigan dan bando merah datang menghampiri dengan senyum amat lebar sampai matanya itu menyipit. Gadis bersuara khas layaknya orang flu y...