bab kali ini panjang banget. vote+komennya banyakin ya ^^
21. si gadis penuh misteri
Moza menerjabkan matanya berulang kali. Meringis hebat saat sekujur tubuhnya terasa sakit. Pening di kepala langsung menyeruak begitu saja. Sedikit mengerang karena saat ia menegapkan tubuh, lengan atas sebelah kanannya tak sengaja berselisih dengan dinding kamar mandi.
Moza menatapi sekujur tubuhnya yang sudah dipenuhi oleh bekas cambukan. Kemudian mendongak ke arah pintu saat pintu itu terbuka disusul oleh sebuah panggilan lembut.
"Za." Suara parau dengan nada bergetar terdengar. Galang langsung mendekap erat tubuh lemah sang adik, isak tangisnya tak bisa ditahan setelah melihat kondisi Moza. Ditambah mengingat kejadian tragis semalam.
"Badan Moza sakit semua, Bang Galang."
••••🌈••••
"Tungguin Moza, tungguin Moza!" Gadis mungil itu terseok-seok berlari saat gerbang Andelius High School mulai ditutup oleh anggota Osis.
Moza mengesah kecewa dengan kedua tangan melingkar pada sisi pagar. "Yah ..., kamu bukain dulu ya plisss." Memohon pada sosok pemuda beralmet biru dongker di depan sana.
"Lo telat tahu," ujar Liam, anak hits yang mempunyai jabatan sebagai Ketua Osis.
Moza mengulum bibirnya sambil melihat tangan kanannya. Berlagak seperti melihat jam tangan padahal di tangannya tidak ada apapun. "Moza telat cuma satu detik."
"Lo--"
"--Dua detik."
"Lo tel--"
"--Tiga detik." Moza terus menghitung.
"--Lo telat. Gak boleh masuk." Pemuda itu berkata sangat cepat karena takut Moza menyelaknya lagi.
Moza menghitung jarinya sampai hitungan ke sepuluh. "Tuh kan, jadi tambah telat gara-gara kamu ngomong terus. Kalau kamu bukain pintunya dari tadi, Moza cuma telat satu detik!"
Liam mendengus. "Gak bis--" Kalimatnya menggantung karena melihat sosok gadis yang baru saja tiba dengan napas terengah-engah, kemudian kembali melirik ke arah Moza yang tengah diam memperhatikannya dengan raut kesal namun terkesan menggemaskan. "Lo masuk."
Raut wajah Moza berubah senang dalam hitungan detik. Ia langsung masuk setelah Ketua Osis itu membukakan gerbang besar Andelius. "Terima kasih ya!" Entah apa alasannya sehingga dia diperbolehkan masuk, entahlah Moza tidak mau pusing-pusing memikirkannya.
••••🌈••••
KAMU SEDANG MEMBACA
3 WISHES
Teen FictionTahu hal apa yang paling Angga benci di dunia ini? Melihat gadis gila bertubuh mungil yang selalu mengenakan gardigan dan bando merah datang menghampiri dengan senyum amat lebar sampai matanya itu menyipit. Gadis bersuara khas layaknya orang flu y...