🌈| 8 - KALI PERTAMA UNTUK MENYESAL

562 89 14
                                    

2 bab nih, ramein yaa

🌈🌈🌈






8. kali pertama untuk menyesal.










Angga memundurkan langkahnya saat merasakan seseorang menubruk dada bidangnya. Mau tak mau membuka pejaman mata beriringan dengan decakan kesal keluar dari mulut pemuda berearphone itu.


"Mata pake!" Bentaknya.

Moza sang pelaku langsung memundurkan langkahnya dengan tubuh tersentak pelan. Angga dapat melihat gadis itu mengepalkan tangannya seperti menahan rasa takut.

"Eh, maaf ..." 

Mendengus kesal begitupun dengan tatapannya. Angga memilih untuk melanjutkan langkah tanpa sengaja lengannya bersentuhan dengan lengan Moza.

Gadis itu langsung mengerang pelan seraya menyentuh lengannya yang baru saja berselisihan dengan Angga. Merasakan sensasi kebas, perih, ngilu dan sakit menyerang bagian tubuhnya itu secara bersamaan.

Angga menubruknya sangat pelan, namun rasa sakit yang Moza terima begitu hebat.


Moza meniup berulang kali lengannya, tangannya pun tak berhenti memberi angin dengan cara mengipas berkali-kali. "Jangan berdarah lagi, jangan berdarah, Moza mohon."




••••🌈••••




Jam pulang sekolah telah tiba. Semua siswa-siswi Andelius berlomba-lomba agar cepat pulang. Pijakanya bersahut-sahutan di setiap koridor. Sebagian besar murid memilih untuk mampir ke mading terlebih dahulu untuk melihat perkembangan berita anak famous terkini dan sisanya langsung pulang seperti Moza.



Gadis dengan bando merah itu tak henti-hentinya bersenandung, bahkan mulutnya terlihat komat-kamit dari detik ia keluar kelas hingga kini berdiri di dekat Halte bus.

Tadi pagi, Galang sempat berpesan agar Moza menunggunya di depan Halte bus saat pulang sekolah tiba. Jadi Moza harus menunggunya di sini.

Moza berulang kali menghela napasnya saat motor ninja hitam milik Abangnya belum juga terlihat wujudnya. Menendang-nendang angin sambil menghitung jumlah kendaraan yang lewat dengan punggung bersandar pada tiang penyangga Halte selama dua puluh menit lebih. Bahkan, murid yang tadi beramai-ramai ke mading terlebih dahulu, kini sudah pulang.

Pasti kalian bertanya kenapa Moza tidak menelpon Abangnya atau mengirimkan pesan saja. Asal kalian tahu ya, Moza itu tidak punya ponsel.

Lagi juga, uang dari mana untuk membeli ponsel? Bisa makan satu kali sehari saja Moza sudah bersyukur.







Jadi tersentak saat tiba-tiba tubuhnya di dorong dari samping. Untungnya dengan sigap Moza menguasai diri, kalau tidak sudah dipastikan ia jatuh tersungkur. Moza menatap sang pelaku dengan raut kesal.


"Kamu kenapa sih?" Bertanya dengan nada galak setelah tahu siapa sang pelaku. Itu Nasya, gadis tomboy yang tadi pagi menyerang Angga bersama dua teman laki-lakinya.


3 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang