🌈| 16 - MEET RIANA

460 71 10
                                    

16. meet riana









"Angga, ini bukan rumah Moza tau."








"Ini rumah Angga ya? Ih, ayo anterin Moza pulang dulu. Nanti Moza dimarahin Papa kalau pulang telat."








"Angga, nanti kalau Bang Galang nyariin Moza gimana?"









Angga yang tengah membuka Pintu Apartement menggunakan kartu akses jadi menggeram kesal karena sedari tadi Moza tidak henti-hentinya berbicara.

Melihat Angga mulai masuk ke dalam Apartement, Moza mengikutinya. Ia langsung memekik kagum setelah melihat isi Apartement Angga. Mata Moza membulat melihat sofa empuk di ujung sana. Ia bergegas mendudukinya dengan antusias.







"Wihh! Empuk ya, sama kayak punya Moza di rumah."






Angga mendengus kesal memperhatikan gadis kekanak-kanakan yang tengah antusias terhadap sebuah sofa di sana. Angga berjalan menuju meja, mencari sesuatu di dalam laci. Setelah menemukan benda yang dicari, ia melempar benda berbentuk kotak ke arah Moza dengan kasar.

Moza mengaduh sakit saat kotak itu mengenai kepalanya. Dia mengerutkan kening sambil memperhatikan kotak yang Angga berikan. Ini ... Kotak P3K.







"Ini buat Moza? Ini hadiah?"





"Baca."

"Hum?" Mendengar kalimat yang Angga lontarkan, Moza langsung membaca tulisan besar yang tertera di benda itu. Di sana tertela tulisan P3K. Setelah mengamati lebih lama, Moza baru tahu benda apa ini.

"Ooh, ini untuk ngobatin luka ya. Terus kenapa Angga kasih ke Moza?"


Angga berdecak, jadi frustasi sendiri Angga mengacak rambutnya gemas. Kenapa Moza tidak kunjung mengerti juga akan maksudnya?




"Lo tadi jatuhkan, obatin."

Moza langsung memperhatikan lututnya. Kemudian tersenyum lebar. "Angga perhatian ya sama Moza. Tapi tenang aja Angga, luka kayak gini Moza udah biasa. Nih, Angga mau lihat yang lebih parah?"

Moza menggulung kaus kaki yang menutupi area betisnya. Luka memar, dan luka seperti .... bekas cambukan langsung dapat Angga lihat dengan jelas di sana.





Jadi ... itu penyebab kenapa Moza berjalan dengan langkah terseok-seok?












Sial, Angga sudah tidak asing dengan luka-luka itu.









"Ini, terus nih di sini Moza juga ada luka," sambungnya seraya menunjuk beberapa luka di area pelipis dan keningnya.

"Moza gak pernah obatin, nanti sembuh sendiri kok."


Angga membuang wajahnya secara tiba-tiba, rahangnya mengeras beriringan dengan matanya memerah entah kenapa. Pemuda itu beranjak masuk ke dalam satu bilik di antara dua kamar yang ada. Meninggalkan Moza dengan banyak tanda tanya di kepala.









"Moza ... salah ngomong ya?"







••••🌈••••








"HAI, RIANA IS BACK!!" Suara menggelegar itu memasuki tiap inci ruangan Apartement Angga. "Coba kita lihat, ada siapa di dalam?" Bertanya sambil membuka sepatu dan kausnya lalu dilempar secara asal.

3 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang