4. perlindungan seorang kakak.
Moza tersentak saat di luar gudang sudah dipenuhi oleh sekumpulan siswa-siswi. Terdiam sejenak memperhatikan sekelilingnya dengan jantung berpacu dua kali lebih cepat. Sedangkan otaknya sibuk memikirkan alasan mereka berkumpul seperti ini.
Kenapa mereka memperhatikan Moza seperti itu? Apa ... Moza ada salah ya sama mereka?
Terus berjalan sambil menundukkan pandangan sebab mereka semua terus menertawainya, banyak pertanyaan yang timbul di otaknya karena itu. Bahkan tatapan mereka menunjukkan seakan-akan sangat jijik terhadapnya.
"CEWEK GILA!" Seru satu siswa. Moza menghentikan langkah sambil mendongakan kepala untuk melihat siapa yang berseru karena hal itu mengundang banyak tawa dari murid sekitar.
"Sekolah gue bakal malu banget sumpah kalau punya murid gila kayak lo gini," Nadya yang berada di antara dua gadis di ujung sana berseru. Dari kalimat yang dilontarkan gadis cantik itu menandakan bahwa dia adalah anak dari pemilik sekolah besar ini.
"Bukan malu lagi, Nad. Bisa rusak reputasi sekolah lo," seru temannya, Shirenna. Wajah blasteran mereka langsung menandakan bahwa ketiga siswi itu adalah orang berpengaruh di sekolah ini.
Raisa jadi terkekeh pelan sebelum mendorong bahu Moza. "Heh gila! Bisa-bisanya lo masuk di sekolah elite kayak gini," ejeknya.
Napas Moza jadi tidak beraturan. Matanya kembali memanas, hidungnya pun bertambah merah serta bibirnya bergetar menahan tangis. Tangannya mengepal menandakan ia marah atas tindakan mereka semua namun tak bisa melakukan apa-apa.
Mereka bertiga itu paling terkenal di kalangan Andelius ataupun sekolah lainnya. Dikarenakan Nadya adalah anak pemilik sekolah dan kedua temannya adalah anak hits nan populer di sekolah ini. Salah satu sosok yang sering kali menjadi topik di mading.
Menepis tangan Nadya saat gadis di depannya hendak menyentuh rambutnya. Nadya jadi tertawa meledek sambil menepukkan tangan berusaha mengundang tawa dari murid lain.
"Guys ... gue dilawan masa ...," adunya dengan intonasi serta ekspresi sendu dibuat-buat.
"Gila aja belagu banget. Najis!" Celetuk satu siswa. "Udahlah Nad, bully aja." Semua murid menyetujui usul dari siswa itu membuat Nadya membalikan tubuh untuk menatap Moza dengan raut sumringah.
"Enaknya kita apain ya?" Pertanyaan dari Shirenna langsung dibanjiri jawaban dari sekumpulan murid di sana.
Lalu semua tersentak saat Shirenna di dorong oleh satu pemuda tanpa seragam. Mengenakan kaus hitam oblong dibalut jaket levis serta celana kasual, pemuda itu jadi pusat perhatian sekarang.
Nadya dan Raisa langsung menangkap tubuh Shirenna. Yang lain langsung bersorak heboh karena hal itu.
Berdiri di depan tubuh Moza bertujuan untuk melindunginya. Pandangannya tertuju pada tiga gadis di hadapannya. "Mau lo apain Adik gue, hah?" Sentak Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 WISHES
Teen FictionTahu hal apa yang paling Angga benci di dunia ini? Melihat gadis gila bertubuh mungil yang selalu mengenakan gardigan dan bando merah datang menghampiri dengan senyum amat lebar sampai matanya itu menyipit. Gadis bersuara khas layaknya orang flu y...