🌈| 23 - ANGGA'S STORY

335 39 10
                                    

23. angga's story
















Angga menghela napas berat. Merasa tidak bisa tidur malam ini, ia berniat untuk pergi ke balkon appartement. Melangkahkan kaki secara perlahan agar tidak menimbulkan bunyi. Dia menyempatkan diri untuk membuka pintu kamar Sang Adik--Mengecek keadaannya itu. Dilihat Adiknya tengah pulas tertidur, Angga menutup pintu kamar dan kembali pada tujuan awal.


















Sampai di balkon, Angga menarik napasnya dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Menikmati segarnya udara malam dan pemandangan indah di bawah sana.






Dia tidak bisa tertidur karena suatu hal.








______________________

"Aku cuma nanya, Darka. Siapa perempuan murahan yang ada di foto ini? Kenapa dia bisa berdua sama kamu di hotel?"

"DIAM!" Darka membentak istrinya sambil melayangkan tamparan keras di pipi wanita itu. "Jangan berani-beraninya kamu sebut dia perempuan murahan!"

Anya menggelengkan kepalanya berulang kali, tak percaya suami yang dulu sangat menyayanginya dan sangat terobsesi padanya kini menjadi seperti itu.

"Kamu nuduh aku selingkuh sama Abadi, tapi nyatanya apa? Faktanya kamu yang selingkuh, Darka. Kamu yang selingkuh sama perpuan mur--"






"--PAPA!" Angga menubruk dada bidang sang papa saat melihat sang Bunda di tampar hingga tubuhnya menubruk dinding di belakang sana.

Pemuda yang menyandang status sebagai pelajar tingkat pertama itu memukul berulang kali dada papanya--merasa tak terima jika bundanya diperlakukan seperti itu.

"PAPA JAHAT! PAPA JAHAT! PAPA TEGA NYAKITIN BUNDA TERUS."

Darka--Sang Papa--mendorong bahu Angga kuat-kuat agar menghindar dari pandangannya. "Diam kamu!"

Angga kecil mengambil sebuah alat dari saku jaket yang ia kenakan saat Darka mulai mendekat ke arah Anya. Alat yang Papanya kasih sejak kecil untuk berjaga-jaga dari para penjahat, dan kini ia gunakan untuk melawan Papanya sendiri.

Angga mengarahkan Stun Gun TP-1158 ke arah bawah lengan sang Papa. Benda itu memiliki kekuatan hingga lebih dari 15.000 kv. Angga menarik pelatuk benda itu setelah mengarahkannya ke bawah lengan sang papa.

Mendapat serangan kuat secara tiba-tiba, Darka terkejut hebat dan berakhir pingsan di tempat. Mendapat kesempatan untuk kabur, Angga mencoba untuk membawa sang Bunda.








Anya terlihat sangat ketakutan di sudut ruangan. Wanita itu memeluk dirinya sendiri berupaya melindungi diri. Tak lama sosok Om Abadi datang tergesa-gesa, rautnya sangat panik dan langsung menghampiri Angga beserta Sang Bunda.



"Anya!" Pekiknya. Om Abadi langsung memeluk tubuh sang Bunda. Membawanya ke dekapan kemudian ia gendong. Om Abadi melirik Angga kemudian menganggukkan kepalanya satu kali--mengisyaratkan agar Angga mengikuti langkahnya.





"Riana mana?" Tanya Om Abadi di tengah-tengah kepanikannya.

"Ana masih di sekolah."

"Nanti Om suruh orang untuk jemput adikmu."

Angga mengangguk menyetujui. Saat Om Abadi ingin belok ke kanan, Angga langsung menarik sudut bajunya. "Om, kita lewat belakang aja. Di depan bakal kejegat sama pengawal papa," saran Angga saat itu.













3 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang