"Juna? Ngapain kesini?"
Laki laki yang mengenakan kemeja dengan celana jeans itu tersenyum lebar pada gue, di angkat nya kantong plastik putih tepat di depan wajah gue.
"Boba milk tea kesukaan lo."
Gue berdecak sambil menatap malas pada nya, "Kak please deh, stop gangguin gue."
"Cie masih manggil Kakak."
Gue menghembuskan nafas kasar lalu berbalik untuk menutup kembali pagar, namun dengan cepat Juna menyetop pergerakan gue.
"Eh tunggu dulu lah Ran."
"Apalagi sih? Gue 'kan udah bilang jangan ganggu gue lagi. Sekarang cepetan lo pergi dari sini, gue muak liat muka lo."
"Ran please Ran, jangan kayak gini lah. Gue mau balikan sama lo, lupain semua yang pernah terjadi ya? Kita mulai dari awal."
"Lupain? Segampang itu lo bilang lupain?" Gue mendengus, "Kalo gitu, lupain juga fakta kalo kita pernah deket."
Setelah nya gue menarik kembali pagar, namun tanpa gue duga Juna masuk dengan cepat memeluk tubuh gue.
Gue berontak dalam dekapan Juna, ia mendekap tubuh gue dengan sangat kencang.
"Ran please Ran! Gue mohon, ayo kita mulai dari awal. Gue janji ga bakal nyakitin lo lagi, ga bakal duain lo lagi."
"Jun lepasin Jun! Lepasin!"
"Gak! Gue ga bakal lepasin lo sebelum lo iya-in kemauan gue,"
Dengan sekuat tenaga gue mendorong lelaki itu, dengan nafas terengah gue menunjuk nya dengan jari telunjuk, "Dengerin gue ya Jun,"
"Gue ga bakal pernah mau balikan sama orang kayak lo! Dan lo inget, sekarang posisi lo udah punya pacar! Nesya mau lo kemanain Hah?!"
"Lo bisa jadi yang kedua Ran."
Gue tak habis fikir dengan ucapan yang mulus keluar dari mulut busuk nya itu.
"Bajingan lo!"
Gue berlari memasuki rumah, Juna mengejar sambil memanggil nama gue. Namun beruntung nya gue karna gue berhasil masuk sebelum Juna menahan gue.
BRAK
Pintu sengaja gue tutup dengan kencang, mengunci dari dalam supaya Juna ga bisa masuk.
Dengan takut gue memegangi gagang pintu yang terus di buka paksa oleh Juna. Bahkan dirinya menggedor gedor pintu dengan sangat keras.
"RAN! BUKA PINTU NYA RAN!"
Gue berlari ke atas untuk mengambil handphone yang sengaja gue taruh di kamar, menelpon seseorang supaya bisa segera kesini menolong gue.
Tut tut tut tut
Gue berdecak saat Mama tak menjawab telepon gue. Dengan cepat gue kembali mencari kontak yang bisa gue hubungi.
"Akbar? Oke Akbar aja."
Gue menempelkan handphone di telinga kanan, dengan jari tangan kiri yang gue gigit.
Panggilan tersambung.
"H-hallo Bar?"
"Ya, kenapa Ran?"
"Lo dimana sekarang? Bisa tolongin gue ga?"
"Gue ada di deket rumah lo nih, di tukang boba. Kenapa emang?"
"Bar tolongin Bar, ada orang gila ngacak ngacak rumah gue. Please kesini cepetan!"
"Oke OTW."
•
•DUK DUK DUK DUK
Gue terkejut saat jendela kamar di ketuk keras oleh seseorang, dengan takut takut gue berjalan ke arah jendela untuk membuka tirai.
Dan gue langsung teriak saat tau yang ngetuk jendela gue adalah Juna.
"ARRGHHHHH!! PERGI LO ANJING!"
Bertepatan dengan itu gue mendengar suara motor Akbar, dan benar saja Akbar sudah ada halaman depan sambil melihat ke arah kamar gue.
Lebih tepat nya sih ke arah Juna yang lagi nemplok kayak cicak.
"WOY TURUN LO ANJING! BISA BISA NYA YA LO NAEK NAEK KE ATAS SANA?!"
"GIMANA CARA NYA COBA LO NYAMPE KE SANA?!"
"WOY ORANG GILA! GILA BENERAN LO?"
Gue pun buru buru turun untuk menemui Akbar, berlari secepat yang gue bisa lalu bersembunyi di belakangnya.
"Mantan gue udah kayak setan Bar manjat manjat ampe kamar gue."
"Mantan lo?"
"Entar gue ceritain. Please usir dia dari sini ..."
BRAK
Juna berhasil turun dengan sendirinya. Ia menatap remeh Akbar, "Weh? Siapa nih? Pacar lo ya?"
"Cepet juga lo cari yang baru, bener kata Nesya kalo lo udah punya yang baru, yang lama di lupain."
"Mohon maaf nih ya, sebaik nya lo pergi dari sini deh. Gue emang ga tau apa apa, tapi gue rasa lo bukan orang baik buat Kirana."
"Nah lo ga tau apa apa tapi ikut campur,"
"Nah lo bukan siapa-siapa nya Kirana tapi gangguin dia terus."
"Anjing lo."
"Anjing ngatain anjing."
Skakmat.
Gue tersenyum melihat Juna yang mati kutu karna ucapan nya selalu berhasil di balas oleh Akbar."Ran, dengerin gue ya. Gue ga bakal berhenti sebelum lo bisa nerima gue lagi Ran. Besok gue bakal dateng lagi ke sini,"
"E-eh enak aja tuh mulut ngomong begitu, ahlak lo benerin dulu baru boleh ke sini."
"Lo diem deh ah." Juna melayangkan tatapan benci pada Akbar
"Lah emang gue dari tadi diem aja, gak kayak lo yang manjat manjat tembok kayak Spiderman."
Panas sudah telinga Juna mendengar semua jawaban Akbar, sampai akhirnya Juna memutuskan untuk pergi dari sini.
"Emang aneh banget tuh bocah," gue melongok ke arah pagar setelah Juna pergi dari sini.
"Lo kok mau pacaran ama dia? Giliran pacaran sama gue gamau,"
"Eh?"
•
•"Oh jadi, si Juna Juna itu kating lo waktu di SMA yang dulu?" Akbar bertanya sambil menyandarkan punggungnya di sofa.
"Iya, tapi gue ga tau kalo Nadia adek nya Juna, gue juga tau dari Kirey tadi."
"Lah emang selama pacaran lo ngapain aja ampe ga tau kalo Nadia adek nya?"
"Gue? Gue pacaran sama dia kayak bukan lagi pacaran anjir."
"Lah maksud nya gimana?"
"Ah tau ah males gue, ga usah bahas itu mulu lah." Gue menaruh kembali snack yang sedari tadi gue pegang, "Sekarang 'kan udah aman, mending lo pulang. Udah sore juga,"
"Yah masa pulang sih, nanti lo sendirian lagi dong di sini? Nyokap pulang malem, 'kan?"
"Ya gapapa lagi, udah biasa gue mah."
"Gue jadi lupa 'kan mesen boba belum di ambil."
Akbar berdiri dari duduk nya, "Eh mau kemana?" Tanya gue.
"Mau ke tukang boba dulu, mau ikut? Tadinya gue mau kesini sekalian bawain boba, eh tapi malah ada orang gila."
"Wah parah, masa baru di ambil sekarang. Bukan dari tadi, gue 'kan juga mau boba hehe ..."
"Ya biarin lah yang penting dah bayar," ia memainkan kunci motor nya, "Yaudah kuy lah ikut gue, nanti sekalian jalan jalan."
"Jalan jalan kemana?" Tanya gue sambil membereskan sisa makanan yang ada di atas meja.
"Kemana aja asal sama lo."
To be continued ...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Fiksi Remaja❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...