"CUMAN SEGITU AJA TEPUK TANGANNYA?!"
"WOOOOOOOOOO!!"
Semua orang yang ada didekat panggung berteriak sambil bertepuk tangan setelah penampilan dari kelas sebelah selesai.
Gue, Kirey, Sherli, Roni, Akbar dan Axsel hanya duduk dibawah pohon mangga sambil memperhatikan dari jauh. Terlalu malas rasanya berdiri ditengah lapangan, panas-panasan.
Kirey memang menikmati lagu yang dibawakan oleh kelas sebelah, tapi enggak dengan Axsel yang duduk disebelahnya.
Ia merasa bimbang dan gugup, sebenarnya ada sesuatu yang harus ia bicarakan pada Kirey.
Setelah mereka semua turun dari panggung, Axsel berdiri dari duduknya. Kirey pun mendongak untuk melihatnya."Mau kemana lo?"
Axsel yang ditanya seperti itu pun hanya tersenyum tak menjawab ucapannya, ia malah berlari ke arah panggung. Membuat Roni dan Akbar sama-sama mengejar Axsel.
"Mereka mau ngapain sih?" Tanya Kirey.
Sherli menoleh ke arahnya, "Rey, gue tanya sekali lagi ya. Lo beneran gak ada rasa sama Axsel?"
"Ha? Enggak, emang kenapa sih?"
"Lo bukannya ga ada rasa sama dia, lo cuman belum ada rasa. Dan biasanya rasa itu muncul ketika orang itu menghilang."
"Hah? Lo ngomong apaan sih? Ga paham gue," kata Kirey.
Ciittt
Suara itu berasal dari panggung, dan di atas sana udah ada Axsel yang duduk di atas bangku sambil pegang gitar.
Akbar dan Roni sendiri dia ada di bawah panggung membujuk ketua osis agar membiarkan Axsel di sana.
"Ekhem, gue Axsel, em gaperlu gue sebutin lah ya gue dari kelas apa. Kalian semua pasti dah kenal gue, secara gue 'kan famous haha."
"Dih apaan sih lo?"
"Garing anjrit,"
"Ngapain sih dia?"
"Lah gajelas banget dia. Turun aja dah,"
Suara-suara itu tiba-tiba terdengar setelah Axsel berbicara. "Eh iya iya, buset dah. Ini gue pembukaan dulu, lo pada ngerti kagak sih?"
Akbar dan Roni yang mendengar Axsel berbicara seperti itu hanya tepuk jidat.
"Oke oke, gue di sini sebenernya pengen nyanyi. Tapi sebelumya, gue mau ngomong sesuatu buat cewek rambut kuncir kuda yang duduk di bawah pohon mangga itu."
Axsel menunju ke arah Kirey, semua mata kini tertuju padanya. Gue dan Sherli pun sama-sama mendorongnya agar berdiri.
"Berdiri sana anjir," kata Sherli.
Kirey pun berdiri dengan kebingungan. Ia menatap Axsel sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Buat lo, Kirey Dealova, sorry sebelumnya karena gue udah ngejar-ngejar lo, dan ganggu hidup lo. Gue kayak gini, karena gue suka sama lo. Sorry karena gue gak bisa masuk lima besar, dan sorry karena gue otw ngelupain lo. Anjay gak tuh? Haha."
"Oke lanjut. Tapi, thank you ya buat semuanya. Gue bersyukur bisa kenal lo, dan pernah suka sama lo. Tapi lo tenang aja, secepatnya gue bakal hilangin rasa suka gue selama ini ke lo. Ribet banget sih bahasa gue, dah lah segitu aja dari gue buat lo. Sekarang, gue mau nyanyi buat lo."
Axsel memangku gitarnya, perlahan-lahan ia mulai memetik senar gitarnya dan mulai bernyanyi.
Semua orang yang ada di dekat panggung menikmati nyanyian Axsel, tangan mereka berada di atas melambai-lambai sesuai dengan nada lagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Teen Fiction❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...