CHAPTER 09

1.8K 76 1
                                    

Panas nya matahari pagi ini membuat gue pusing, berdiri di tengah lapangan bersama yang lainnya sambil mendengarkan kepala sekolah yang sedang memberi amanat upacara.

Berkali kali gue mengusap keringat yang turun dari pelipis, rasa pusing di kepala gue semakin menjadi. Gue memegangi kepala sambil memejamkan mata.

Sherli yang berada di belakang gue pun sontak memegangi kedua bahu gue, "Kiran, Kiran? Lo kenapa? Pala lo pusing apa gimana?"

Gue hanya menggelengkan kepala sambil kembali berdiri tegak walau rasanya lemas. Sherli masih saja cemas tentang keadaan gue.

Ia pun akhirnya menepuk nepuk pundak Dirga yang posisi nya ada di samping gue, "Ga, kasih tau Akbar kalo Kirana pusing,"

Gue yang samar samar mendengar ucapan Sherli pun langsung melotot, "Sher gausah! Gue gapapa." Bisik gue.

Namun Sherli bersikeras, sampai akhirnya Akbar pindah posisi menempati tempat Dirga, "Lo kenapa? Kepala lo pusing?"

Gue sempat tercekat karena Akbar tiba-tiba saja datang dan berdiri di samping gue, gue hanya menggeleng lemas.

Namun lama lama pandangan gue kabur, kepala gue berat dan kemudian semua yang gue lihat menjadi hitam.

Dan gue ambruk.


"Bar, lo ke kelas aja sana. Kirana biar gue yang jagain, udah setengah jam dari bell masuk lho. Lo ga takut di omelin pak Handoko?"

Samar-samar gue mendengar suara yang ga asing ditelinga gue, mata gue masih terpejam sambil berbaring di atas kasur.

Nyaman banget rasanya.

Jadi ga mau bangun, eh.

"Enggak, gue di sini aja. Gue bakal tungguin Kirana sampe bangun."

"Nanti dia juga bakal bangun Bar, gue janji kalo dia bangun gue bakal langsung kasih tau lo."

"Gue bilang enggak ya enggak! Lo paham gak sih ucapan gue?"

Gue yang mendengar suara bentakan itu perlahan membuka kedua mata, dan mendapati ada Akbar dan Olivia.

"Lo ke kelas aja Bar, gue udah mendingan kok." Gue bangun untuk duduk.

Akbar dan Olivia yang sedang berbincang itu pun langsung menghampiri gue, terlebih Akbar yang langsung pegang dahi gue.

"Apa sih bar? Gue beneran udah sehat, lo ga liat gue udah bisa duduk gini? Lagian gue kan cuman pingsan doang. Gausah lebay deh." Suara gue parau

Olivia melipat kedua tangannya, "Gue bilang juga apa," ia menatap malas ke arah Akbar.

"Udah sana ke kelas, gue bisa di sini sama Olivia. Ya kan Liv?"

Olivia mengangguk mantap, Akbar berdecak lalu akhirnya ia menurut untuk segera ke Kelas.

"Iya iya, gue ke kelas. Liv, jagain si Kirana! Awas aja kalo kenapa kenapa."

"Iya buset, posesif banget sih lo! Pacar aja bukan."

"Tapi On the way AHAHAHA"

Seketika gue menegakkan badan setelah Akbar tertawa puas sambil keluar dari ruang UKS

On the way?

Tanpa sadar pipi gue memanas dan berubah jadi merah, sudut bibir gue terangkat, dan perut gue rasanya banyak kupu-kupu.

"Kiran?"

"Kiran?"

"Kirana? Lo kenapa? Pipi lo merah banget ..."

MY PERFECT BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang