Gue, Kirey dan Sherli berjalan bersama di dalam Mall. Setelah menonton film bersama, kita pergi ke toko kecantikan.
"Beli ginian mahal juga ya, mending buat beli makanan. Kenyang,"
Gue menoleh ke arah Sherli yang sedang memakan popcorn sisa tadi.
"Lah beda konsep lagi bambang."
Kirey yang sudah selesai mencoba Maskara pun geleng-geleng kepala liat kelakuan Sherli, "Sher, gue gini gini juga tetep mentingin muka lho. Lo sendiri? Mau sampe kapan kerjaan nya makan mulu? Entar ga ada yang mau ama lo gimana?"
"Lah biarin aja, kalo cowok yang bener bener sayang sama gue mah bakal nerima gue apa adanya,"
Gue tersenyum licik ke arah Sherli, "Kayak Roni misal nya."
Hingga satu butir popcorn mengenai kepala gue, "Heu kebiasaan."
Gue dan Kirey sama sama tertawa, hingga tawa gue terhenti karna ada dua orang yang gue kenal masuk ke dalam toko.
Dan sial nya lagi, mereka malah ke tempat dimana gue berdiri.
"Loh? Bang juna, disini juga?"
Gue menoleh ke arah Kirey karna dirinya menyapa laki laki yang sedang menggandeng kekasih nya itu.
"Eh Kirey, iya nih haha. Loh, Nadia ga sama kalian?"
"Enggak Bang, lagi ada masalah dikit hehe,"
Diam diam gue mencuri pandang pada kekasih yang sedang ia gandeng tangan nya. Ternyata dia juga sedang memperhatikan gue dengan senyum smirik nya.
"Lho? Kirana disini juga? Sejak kapan jadi temen nya mereka? Cepet juga ya dapet temen baru nya, pantesan temen lama nya di lupain."
Gue menghela nafas panjang mendengar kalimat busuk yang keluar dari mulut Nesya.
Sahabat gue di sekolah lama.
"Sorry tapi ... Kayak nya sikap lo sendiri yang bikin gue ngelupain lo."
"S-sialan lo!"
Nesya maju untuk memukul gue, namun dengan cepat Juna menahan nya. Kirey dan Sherli merapat dengan tanda tanya besar di kepalanya.
"Lo ga inget kelakuan lo dulu? Lo sendiri yang bikin gue mutusin buat keluar dari sekolah neraka itu,"
"Kenapa sih Ney? Kenapa lo se-dengki itu sama gue? Kenapa lo ga pernah puas dengan kelakuan yang udah lo perbuat ke gue?"
"Dulu kita sahabatan Ney, tapi lo tiba-tiba berubah karna gue deket sama Kak Juna. Trus lo nusuk gue dari belakang, apa belum puas sampe lo bully gue tiap hari? Hah?"
"Dan sekarang lo puas karna udah bisa pacaran sama si Juna sialan ini?"
Gue menghembuskan nafas panjang sambil menggusar rambut panjang gue, "Sekarang gue udah bukan siapa siapa nya lo, dan sekarang gue mohon,"
"Jangan pernah ganggu hidup gue yang sekarang, gue udah lebih baik semenjak pindah dari sana. Please jangan ganggu kebahagiaan gue lagi,"
Juna maju satu langkah, namun dengan cepat gue mundur.
Terdengar tarikan nafas panjang dari Juna, "Okey Ran, gue akuin gue juga salah. Gue salah karna udah ninggalin lo demi Nesya,"
"Dan gue juga salah karna gue diem aja waktu lo di bully abis abisan sama Nesya, tapi Please ... Jangan biarin gue kontekan sama lo,"
Udah gila lo? Bisa bisa nya ya setelah semua yang lo lakuin, lo minta kontekan sama gue?
Tak mau peduli lagi dengan omong kosong mereka berdua, gue langsung pergi dari sana. Sherli dan Kirey terus manggil manggil nama gue namun gue terus jalan meninggalkan mereka semua.
Sherli mengejar gue dengan terpogoh pogoh, ia berteriak memanggil manggil nama gue. Tak peduli lagi tatapan orang orang yang menganggap nya gila.
Hingga gue menghentikan langkah gue di depan restoran Pizza, jauh dari toko kecantikan tadi. Sherli dengan ngos ngosan memegang pundak gue, "Kiranhh, tungguhh bentarhh. Guehh capekhh bangethh,"
"Sher! Gue mau pulang,"
Mata gue memerah dengan butiran air mata yang siap jatuh.
"Oke kita pulang, tapi beli Pizza dulu."
•
•Kirey mengusap ngusap punggung gue, "Sorry Ran gue ga tau kalo mereka jahat banget sama lo. Emang dasar Abang Adek ga ada yang bener."
"Hooh," Sherli menimpali ucapan nya sambil memakan Pizza yang tadi ia pesan.
"Hooh hooh aja lo mah, lagi kayak gini sempet sempet nya ya lo pesen Pizza."
"Ya biarin dong, gue kan laper."
Ting!
Tiba-tiba handphone gue berbunyi, gue pun membuka notifikasi Instagram itu.Ternyata Juna DM gue.
Juna.arjuna
Rumah lo masih di situ kan? • 1sGue berdecak kesal sambil melempar handphone gue ke sembarang arah, "Ck arrghh ... Bego banget gue! Kenapa ga dari dulu blokir akun nya sih?!"
"Kenapa kenapa? Siapa itu?" Kirey bertanya pada Sherli yang sudah memungut handphone gue.
Sherli geleng-geleng kepala, "Aigoo Aigoo, si bangsat itu bener bener super bangsat."
"Bang Juna lagi?"
"Iya lah siapa lagi,"
Ting!
Juna.arjuna
Gue mau ke rumah lo sekarang • 1sSherli yang masih memegang handphone gue pun langsung mengumpat setelah melihat DM yang masuk dari Juna.
"LO BISA DIEM GAK SIH HAH?! LAMA LAMA GUE GEPREK JUGA NIH."
"Apa apa? Dia bilang apa lagi?" Kirey mendekat untuk melihat isi DM yang di kirimkan Juna.
"Ya tuhan kelakuan mu seperti orang yang tidak punya agama."
Setelah mengatakan itu, Kirey mengetikkan balasan pada Juna.
7 Apr, 13.49 PM
Tolong perbaiki ahlak mu dulu sebelum ke sini.Di lihat.
"HAHAHAHAHAHHAHAA"
Kedua nya tiba-tiba tertawa terbahak bahak membuat gue menatap cengo pada kedua nya, "Kalian kenapa?"
•
•"Kiran, sorry banget nih kita harus pulang. Tapi lo beneran gapapa sendirian di rumah? Perlu gue teleponin Akbar gak?"
"Gak usah, gak usah. Gapapa gue sendiri juga,"
"Tapi kalo si Juna jadi dateng gimana?"
Pertanyaan Sherli membuat gue diam berfikir. Benar juga ya, gimana kalo dia jadi dateng pas gue sendirian gini?
"Ah gak mungkin, buktinya dari tadi dia nge-DM sampe sekarang ga dateng juga. Yaudah sana kalian pulang aja gapapa,"
"Beneran ya? Kalo ada apa apa telepon gue, oke?"
Gue mengangguk, lalu kedua nya masuk menaiki mobil yang Kirey bawa.
"Pamit ya Ran, lo hati hati di rumah."
Gue mengangguk sambil melambaikan tangan pada Kirey yang mulai melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah gue.
Gue menutup pintu gerbang dengan rapat, berjalan kembali untuk masuk ke dalam rumah. Namun belum juga gue sampai di depan pintu, Bell rumah berbunyi.
Gue menoleh dengan alis mengkerut, "Siapa? Ga mungkin Kirey balik lagi, 'kan?"
Gue pun kembali untuk membukakan gerbang. Namun betapa terkejutnya gue saat orang yang memencet bell tadi adalah
"Juna?"
To be continued ...

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Fiksi Remaja❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...