senin pagi ini, keadaan kelas mendadak tegang karna Bu Riska datang dengan selembar kertas di tangannya.
"Oke baik, kali ini Ibu bakal umumin siapa aja yang masuk peringkat 10 besar."
Semua nya tampak diam memperhatikan, bahkan Axsel sendiri khusyuk berdoa. Berbeda lagi dengan Roni dan Sherli yang sekarang sama sama berdiri untuk protes.
"BU? KOK CEPET BANGET?!"
Semua mata menyorot mereka berdua, gue dan Akbar sama sama menahan tawa. Sedangkan seisi kelas langsung menyoraki nya.
"CIE CIE AH BARENG MULU. JODOH KALI EUYY!"
Sherli yang sudah terlanjur malu pun langsung duduk menutupi wajah nya dengan buku. Tumben ni anak punya malu?
"Udah udah, sekarang Ibu umumin dari peringkat 1 yaa," Bu Riska membaca kertas yang ada di tangan nya. "Selamat buat Kirey Dealova."
Nama Kirey paling pertama di sebut, kami semua menoleh ke arahnya sambil bertepuk tangan.
"Tidak bosan bosan ya namanya ada di peringkat pertama."
Wow.
"Oke lanjut ke peringkat kedua, selamat buat Kirana Marchela."
Gue membulatkan mata dengan sempurna saat mendengar nama gue di sebut. Gue ... Peringkat kedua? Wow.
"Di peringkat ketiga ada Olivia si sekertaris kelas kita, selamat buat Olivia."
Olivia si sekertaris kelas yang pede abis pun langsung berdiri sambil mengibas ngibaskan tangan di wajah nya, "incess jadi terharu huhu.."
Bu Riska hanya geleng-geleng kepala lalu melanjutkan sesi pengumuman nya, "oke langsung Ibu lanjut ke peringkat ke empat. Sebenernya ibu gak yakin sih kalo dia masuk peringkat ke empat."
Semua langsung berbisik bisik bertanya siapa yang masuk peringkat ke empat. Termasuk gue yang juga bisik bisik pada Sherli.
Apa Axsel yang masuk peringkat empat?
"Selamat buat anak kesayangan Ibu di kelas yang paling Ibu sayang dan paling Ibu cinta," ucap Bu Riska berbohong. "Akbar."
Kami semua langsung kaget dan menoleh ke arah Akbar yang kini sudah berdiri dari duduk nya, "HAH?! SAYA PERINGKAT EMPAT?!"
"Astaghfirullah aladzim Akbaarrrr!! Kebiasaan ya kamu suka ngagetin Ibu. Biasa aja dong gausah lebay gitu!"
Kena sembur, kan. Lagian sih.
"Ini saya mau ngumumin 10 besar aja lama banget, udah lah Ibu tempel aja di papan tulis. Kalian nanti liat sendiri aja," Bu Riska kesal sambil mengeluarkan solatip dari dalam laci mejanya.
"Ibu mau ke kantor, mau ngomongin masalah pensi. Nanti lebih jelasnya Ibu kasih tau di group kelas ya," lanjutnya sambil menyelesaikan menempelkan peringkat kelas.
Axsel menelan ludah dengan susah payah, ia terus mengawasi sampai Bu Riska keluar dari kelas.
SREETT
"GUE DULU GUE DULU! GUE MAU LIAT DULUAN!"Axsel keluar dari bangku nya dan berlari ke arah papan tulis untuk melihat hasil peringkatnya. Gue menoleh ke arah Kirey yang hanya duduk santai sambil memperhatikan Axsel.
Lalu kemudian dengan tiba-tiba Kirey bangkit dari duduknya, ia menghampiri meja gue sambil menunggu Axsel kembali.
"Rey, kalo Axsel ga masuk lima besar, lo beneran gak mau nerima dia?" Sherli bertanya dengan ragu-ragu pada Kirey.
Kirey menoleh dan mengangguk sambil tersenyum, "kesepakatannya begitu."
Dan sepertinya pertanda buruk saat Axsel keluar dari kerumunan di depan papan tulis itu dengan wajah yang di tekuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Novela Juvenil❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...