Pagi itu gue bener bener telat berangkat ke sekolah. Gue yang saat itu masih menata rambut di desak Akbar supaya cepat turun dan berangkat detik itu juga.
Alhasil rambut gue tambah acak acakan, apalagi cara Akbar yang bawa motor kebut kebutan.
Dan gue berakhir di toilet, dengan alat kebersihan yang gue pegang, gue menatap isi toilet sekolah ini.
"Cih, dah berapa hari ga di bersihin nih toilet. Heran, ini kan toilet cewek. Kenapa kotor banget kayak toilet cowok sih?!"
"GAUSAH BERISIK! CEPET KERJAIN. GINI JUGA GARA GARA LO YANG LELET."
Terdengar suara teriakan dari arah samping, tepat nya toilet laki laki yang sedang di bersihkan oleh Akbar.
"Sekarang kalo dah gini nyalahin nya gue, gue kan udah bilang kalo gue ga mau sekolah. Dan lo? Tetep maksa gue sekolah. Lagian nih ya, gue kan ga pernah minta lo buat anter jemput gue, jadi gausah deh—"
Saat gue sedang asik mengoceh Akbar keluar dari toilet laki laki, gue terkejut saat Akbar menatap gue dengan wajah kesal.
Gue berhadapan dengan nya.
"Diem sebentar aja ya Kirana." Ia maju satu langkah, "Balik ke belakang."
"Hah?"
Belum sempat gue bertanya lebih lanjut Akbar sudah membalikkan badan gue, dan sekarang posisi nya gue membelakangi dirinya.
"Kerjain aja apa yang di perintahin guru, kita salah dan kita harus nebus kesalahan kita. Semua orang yang salah juga begitu kok,"
Gue tertegun saat Akbar berbicara begitu sambil merapihkan rambut gue, mengumpulkan helaian rambut yang tampak acak acakan menjadi satu.
"Mana ikat rambut lo? Biar gue kuncirin rambut lo, berantakan banget kayak gorila."
•
•"Sorry ya,"
Gue menoleh ke arah Akbar dengan kedua alis terangkat, "Buat apa?"
"Sorry karna tadi pagi gue udah bikin kekacauan sampe lo kena hukum juga. Dan sorry buat semua nya, mungkin selama ini lo ga nyaman karna terus terusan di ganggu sama gue."
"Ya, dikit sih."
Gue mengusap ngusap lengan sambil terus berjalan ke depan. Seusai membersihkan toilet gue dan Akbar kembali ke kelas bersama.
"Kirana,"
Gue kembali menoleh ke arah Akbar, "Ya?"
"Lo ngingetin gue sama seseorang. Seseorang di masa lalu gue, gue suka sama dia. Dan kehadiran lo di sini bikin gue inget lagi tentang dia."
"Dia baik?"
"Ya, kayak nya sih baik. Makanya gue suka,"
"Kok kayak nya? Emang sekarang dia dimana?"
Setelah mengatakan itu, Akbar menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah gue sambil tersenyum, "Gue ga tau dia dimana sekarang."
"Gue juga gatau kenapa tiba-tiba gini, sayang banget waktu itu kali pertama dan terakhir gue ketemu sama dia."
"Sorry kalo gue bikin lo sedih--"
"Enggak! Lo ga pernah bikin gue sedih, malahan gue selalu bahagia kalo ada di deket lo. Kayak gini ini, gue jalan berdua bareng lo, Liat senyum lo, liat mata lo. Gue suka,"
Gue tersenyum tipis sambil mengangguk angguk, "Oh gitu ya, eum tapi Bar ... Apa ini ga terlalu cepat? Lo gabisa langsung bilang kalo gue kayak gitu,"
![](https://img.wattpad.com/cover/218379427-288-k414733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Jugendliteratur❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...