Malam itu, gue, Sherli, Akbar, Roni, dan Axsel berkumpul di kafe. Dengan minuman masing-masing yang ada di depan kami, kami merasa canggung ketika melihat Axsel yang hanya mengaduk-aduk sedotannya.
"Xell? Lo tadi jadi ajak Kirey beli boba sama telur gulung?"
Roni akhirnya bersuara, berusaha memecah keheningan yang tercipta. Axsel yang ada di hadapannya pun mendongak, ia mengangguk sambil masih memainkan sedotannya.
"Trus? Lo bilang 'kan kalo besok lo berangkat?"
Pertanyaan itu akhirnya diwakili oleh Roni, kami semua menatap Axsel yang kini menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia menghela nafas panjang sambil menatap bawah meja.
"Gue gak bilang apa-apa ke dia. Gue tadi cuman ajak jalan doang sebentar."
Akbar dan Roni sama-sama memijit pangkal hidungnya.
"Trus? Kalo sampe besok dia tau lo bakalan pergi tanpa pamit sama dia gimana Axselll??" Tanya Akbar geram.
"Gue bisa pamit kalo gue udah mau take-off," kata Axsel sambil tersenyum kecil.
"Tapi apa lo gak seharusnya pamit sama Kirey? Lo itu bukan mau ke luar kota anjir, Amerika woy Amerika," kata Sherli sedikit emosi. "Jaraknya bukan kayak dari sini ke Puncak."
"Bener kata Sherli, coba deh lo bayangin gimana kagetnya dia kalo lo pergi gitu aja tanpa pamitan?" Kini gue ikut bersuara.
Namun, Axsel tak menghiraukan ucapan kami semua. Dia malah tampak menatap kaca dengan pandangan kosong, "gapapa, biar dia bener-bener bisa ngerasain gimana rasanya kehilangan."
.
.Pukul 08 pagi.
Gue, Akbar, Roni dan Sherli berangkat bersama ke rumah Axsel. Lagi-lagi tanpa Kirey, dan lagi-lagi itu kemauan Axsel.
Dengan koper besar yang ada di tangannya, dan tas yang ada di gendongannya, Axsel menatap rumahnya sebelum memasuki mobilnya.
Ia tersenyum lebar sampai matanya menyipit, "kalo gue masih dikasih umur panjang sama tuhan, gue bakal sering-sering ke sini," katanya bergumam.
"Ya haruslah! Ya kali lo mau di sana terus? Nasib gue gimana kalo lo gak pulang-pulang, Xell? Hah?!" Tanya Roni kesal.
"Tau ya lo mah begitu, kalo tau begini mending gue gak usah temenan sama lo." Akbar ikut memarahi Axsel.
"Entar kalo lo pergi, siapa yang ngolok-ngolok gue lagi Xell? Siapa yang tiap masuk kelas langsung ngomong 'Sher, temen gue suka tuh sama lo' siapa Xell? Siapa??" Sherli pun tak kalah gemas pada Axsel.
"Gue emang gak punya banyak kenangan sama lo Xell, tapi kalo lo pergi kayak gini, gue ngerasain apa yang mereka rasain," kata gue sambil memberikan paperbag padanya.
"Ambil nih, tadi subuh gue sama anak-anak bikinin ini. Lo makan di pesawat dah ya?" Lanjut gue setelah Axsel melihat isi paperbag itu.
"Oke dah, thanks ya."
"BANG! AYO CEPET BERANGKAT! ENTAR KETINGGALAN PESAWAT TAU RASA LO!"
Kami semua langsung menoleh ke belakang saat adik perempuan Axsel berteriak dari seberang sana.
"Iya iya! Buset dah, dosa apa gue sampe punya adek kayak gitu?"
"Udah udah ayok, berangkat lah kita. Gue bareng yang lain ngikutin lo dari belakang ya," kata Akbar sambil berjalan ke arah mobilnya.
Gue dan yang lainnya pun bersiap di dalam mobil, menunggu Axsel dan mobilnya jalan terlebih dahulu.
"Salah gak sih kita gak kasih tau Kirey?"
Gue menoleh ke samping saat Sherli bertanya seperti itu, "gue takut kalo Kirey bakal marah. Apa mending kita kasih tau aja?"
"Jangan. Nanti Axsel yang bisa marah sama kita," kata Roni yang duduk di depan gue.
"Udah gapapa, kita turutin aja ucapannya Axsel. Kalo emang Kirey bakalan marah, ya kita jelasin aja kalo ini kemauannya dia."
Kami semua mengangguk saat Akbar berkata demikian. Keadaan kembali hening, gue dan Sherli sibuk bermain handphone. Akbar sendiri sibuk menyetir mobil.
Dan, si bocah yang satu ini malah bikin kerusuhan.
PRETTT
"ANJINGG!! SIAPA KENTUT NIH BANGSAT?! EEMM BAU BANGET LAGI ANJRITT!"
"TURUN SANA LO RON AH! ANJING BANGET LO KENTUT DALEM MOBIL!"
"BUKA, WOY BUKA JENDELA! BAU BANGET SUMPAHH!!"
"STELA MANA STELA WOY?! AH ELAHH!!"
.
."Lo berdua mau nginep di sini?"
Gue dan Sherli yang sama-sama membawa kantong belanjaan berisi snack hanya tersenyum memamerkan gigi.
"Rumah lo sepi, 'kan? Nyokap bokap lo ga ada, 'kan? Yaudah kita temenin aja. Sekalian kita pesta piyama. Kita udah bawa piyama sendiri dari rumah nih hehe... ," Kata Sherli lagi-lagi memarkean gigi nya.
"Hm okelah, yaudah masuk."
Akhirnya gue dan Sherli bernafas lega saat Kirey sama sekali tidak curiga dengan kehadiran kami di sini.
Sudah beberapa jam sejak kami mengantar Axsel ke bandara, Akbar dan Roni menyusun rencana supaya Kirey tidak ke rumah Axsel untuk mencarinya.
Dan ini rencananya.
"Nanti sore gue mau ke rumah Axsel. Kalian berdua di sini aja mau?"
Gue dan Sherli sama-sama bertatapan dengan wajah kebingungan. "Mending lo di sini aja Rey, temenin kita. Masa lo pergi tapi kita di sini? Ya ga enak lah."
"Iya Rey, lo di sini aja ya? Kan, nanti malem kita pesta. Kalo lo ke rumah Axsel pasti balik nya malem, 'kan?"
"Hm yaudah deh, hari ini gue gak rumah Axsel dulu. Yaudah lah skuy nonton film!"
.
.Nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
Kirey berkali-kali bolak-balik di depan kami, menggerutu pada handphonenya sendiri.
"Axsel mana sih? Hp nya kok gak aktif? Dari tadi siang sampe sekarang udah malem telepon gue gak di angkat-angkat."
Gue dan Sherli yang saling bertatapan, tak mau bersinggungan dengan mata Kirey. Bingung mau jawab apa kalo ditanya sama dia.
"Lo tau gak Axsel kemana?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Kirey. Gue dan Sherli melotot sambil geleng-geleng kepala.
"Hah? Enggak enggak, enggak tau gue enggak tau," kata Sherli gugup menjawabnya.
Dengan tangan gemetar, gue mengambil remote TV untuk mengalihkan perhatian. Maksudnya, supaya Kirey lanjut nonton TV aja.
Breaking news.
Kecelakaan pesawat R1120 yang terbang menuju Amerika Serikat dikabarkan terjatuh.Pesawat yang berangkat dari bandara Soekarno Hatta pada pukul 11.40 siang tadi mengalami kecelakaan. Penyebab pasti kecelakaan masih diinvestigasi. Namun, kemungkinan terjadinya kecelakaan karena cuaca ekstrem yang tiba-tiba muncul.
Info terkini yang kami terima, ada sekitar kurang lebih lima puluh orang yang berhasil diselamatkan. Dan, 27 orang lainnya masih dalam proses penyelamatan.
Sekian breaking news kali ini, tunggu update-an selanjutnya dari kami.
Terimakasih.
Remote yang sedari tadi gue pegang tiba-tiba terjatuh, seketika tangan gue lemes denger berita tadi.
R1120.
Pesawat yang Axsel tumpangi.
To be continued ...

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Teen Fiction❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...