"Mau sampe kapan lo disini?"
Kirey yang sedang berdiri menatap pagar hitam yang menjulang tinggi itu tersentak, ia menoleh kebelakang dan mendapati Roni sendirian.
"Mau sampe kapan lo terus-terusan ke sini cuman buat ketemu sama Axsel? Tiap hari lo selalu berdiri di sini. Sampe pembantu rumah aja pada kesian liat lo. Lo mau dikasihanin?"
"Biarin."
Roni lagi-lagi jengah karena hanya itu yang keluar dari mulutnya. Ia menghela nafas panjang lalu duduk menyandar pada pagar.
"Sini lo, duduk. Gue tadi mampir ke McD, gue tau lo belum makan," kata Roni sambil membuka plastik yang sedari tadi ia bawa.
"Gamau, kayak gembel makan di depan rumah orang. Mana duduk di bawah, lagi."
Roni yang sudah tak tahan pun akhirnya menarik tangan Kirey agar duduk, dengan terpaksa pun Kirey akhirnya duduk di sebelahnya.
"Makan, jangan gak makan," ucap Roni sambil memberinya satu burger dan minuman.
"Lo lama-lama kayak nyokap gue tau gak," ucap Kirey membuka kasar bungkus burgernya. Ia pun dengan cepat membuka mulut lebar-lebar dan melahap burger dengan gigitan besar.
Roni yang melihat itu pun mengeluarkan handphonenya dan memotret Kirey, jarinya menari diatas papan keyboard sambil mengirimkan foto itu pada seseorang.
"Ngapain lo ngefoto gue?" Tanya Kirey setelah menelan burgernya.
"Buat dikirim ke Axsel," kata Roni sambil menunjukkan papan chat nya dengan Axsel.
Hal itu pun membuat Kirey langsung kegirangan dan merampas handphone Roni. Ia menekan tombol telepon yang ada di pojok atas.
"Mau lo telepon berapa kali pun, dia gak bakal jawab," ucap Roni sambil meminum sodanya.
Bahu Kirey menurun, ia menyerahkan handphonenya dengan lemas.
"Gue 'kan cuman mau ketemu dia doang Ron, sebentarrr aja."
"Tapi dia gak mau ketemu lo Rey."
"I know. But, gak bisakah dia temuin gue juga? Sebentar aja. Satu menit pun gapapa."
"Waktu itu dia 'kan udah sering temuin lo, lo gak inget tiap lo kumpulan dia bela-belain gak istirahat cuman buat temenin lo. Dia ngikut kemanapun lo pergi. Bahkan, sampe ke WC pun dia ikutin."
"Please yang terakhir gausah disebutin."
"Okay." Roni menyedot lagi minumannya, "lo itu sebenernya udah cukup liat dia dari deket. Udah cukup ketemu dia tiap hari. Cuman lo belum cukup liat perjuangannya dia selama ini."
"Gue bodoh. Gue bodoh banget. Dan sekarang gue nyesel." Kirey menoleh ke arah Roni," kalo gue ngomong kayak gitu apa dia bakal temuin gue?"
Roni hanya tersenyum kecil sambil menghela nafas pendek, ia mengusap-usap pundak Kirey. "Sekarang mending lo balik, udah sore. Udah mau ujan juga, jangan sampe lo nungguin Axsel sambil ujan-ujanan."
Roni membereskan sisa makanannya lalu berdiri, namun Kirey masih tetap diposisi nya. Duduk dengan tatapan kosong.
"Ayo gue anter lo pulang."
Kirey menggeleng, ia mendongak menatap Roni. "Gue di sini aja. Nanti juga gue pulang kok."
Setelahnya ia berdiri dan kembali menatap pagar itu. Roni yang melihatnya pun langsung buru-buru masuk ke mobil yang terparkir di lahan kosong depan rumah Axsel.
Ia buru-buru mengeluarkan handphonenya untuk menelepon Axsel.
"Lo itu beneran gak kesian sama Kirey?!" Roni membentaknya setelah telepon tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOYFRIEND
Teen Fiction❝Tuhan memang baik ya, dia bisa mempertemukan kembali aku dan kamu yang sudah terpisah sejak awal bertemu.❞ Apakah ini bisa disebut dengan takdir? Ini cerita pertama saya. Maaf kalo sedikit absurd dan tidak jelas, apalagi kalau ada typo dan kata yan...