"Ibu bisa ikut ke ruangan saya."
Dengan didampingi Rio mereka berdua mengikuti dokter dari belakang.Disisi lain Zee melihat sepasang suami istri yang masih terdiam.
"Mau apa lagi anda disini, sudah tidak ada lagi masalahkan??, maka cepat tinggalkan tempat ini." Ucap Zee kepada orang tua Tasya.Tak lama mereka ber-2 memilih beranjak dengan rasa malu mungkin karena telah menuduh yang tidak tidak.
***
"Tante gimana keadaan Zola??." Tanya Zee, saat melihat Velyn kembali.
"Zola kritis Zee." Velyn ambuk ia terduduk dilantai dengan tangisan yang tak bisa disembunyikan lagi.Flashback
"Nona Zola kritis, mungkin karena benturan dikepala belakangnya sangat keras. Bahkan kami tidak bisa memperkirakan kapan Nona akan bangun dari komanya, maaf kami sudah semaksimal mungkin untuk mengobati Nona Zola, tapi sepertinya Nona Zola harus dipindahkan ke rumah sakit lain yang lebih ahli dalam melakukan pengobatan jika Nona Zola tidak sadar dalam waktu dekat ini."
Velyn semakin terisak mendengar itu.
"Jika memang begitu, apa tidak papa, saya pindahkan ke rumah sakit yang ada diluar negri??." Tanya Rio, mencoba tegar.
"Itu lebih baik, karena peralatan rumah sakit diluar lebih lengkap. Kalau boleh tau akan dipindahkan kemana Pak??." Tanya sang dokter.
"Saya akan pindahkan ke German, kebetulan salah satu rumah sakit disana milik kakak saya." Jelas Rio.
"Baiklah, saya akan membantu untuk menyiapkan apa saja yang diperlukan untuk perjalanan Nona Zola ke German.""Terima kasih dok."
"Oh, iya ada satu lagi, Nona Zola dari tadi terus menyebut nama Bryan."
"Bryan dok."
"Iya."
"Yasudah dok, sekali lagi terimakasih. Saya permisi, kasian teman temannya Zola menunggu kabarnya." Ujar Rio.
"Iya silahkan Pak."Flashback end
***
Beberapa minggu setelah berita itu.
Tut.. tuutt
Nomor yang anda tuju...Sial!! Kemana sih tu kamvret satu, susah dihubungin.
"Gimana dijawab ngga Lo??." Tanya Zee kepada Villo.
"Ngga." Jawab Villo datar."Kemana sih tu anak, kerja aja terus kerja, kerja ampe sekarat. Ngga inget apa ada orang yang nunggu dia disini. Seengganya coba baca Chat-nya aja, biar tau keadaan disini. Awas aja tu anak kalo balik, gue jadiin rujak sekalin." Omel Zee.
"Udah Zee, jangan marah marah mulu." Ucap Zenia.
"Gimana gue ngga marah coba, ini udah 2 bulan loh Zen, dia ngga ada kabar, sama Zola pun jarang ngabarin dan sekarang saat Zola koma juga dia ngga sama sekali angkat ato baca pesen dari kita."
"Dan selama koma juga, Zola sesekali selalu menyebut nama Bryan. Entah apa yang dimimpikannya bersama Bryan sampai ia tak mau bangun." Zee mulai terisak.
"Gue mau Zola bangun sekarang, gue ngga mau Zola dibawa ke German." Lirik Zee.
"Nak Zee." Panggil Velyn
Zee cepat cepat menghapus air matanya.
"Eh Tante udah datang, hehe." Zee kikuk. Velyn yang melihat itu hanya tersenyum."Tante tau apa yang kamu rasain, tapi maaf mungkin ini berita buruk bagi kamu dan teman yang lainnya." Ucap Velyn.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [Completed]
Teen Fiction[First story, yang pasti banyak kekurangannya] * Bryan Vio, seorang pengusaha muda di perusahaan Papanya. Bryan masih siswa SMA serta telah memiliki kekasih. Sayangnya ia dan kekasihnya tak bisa terlalu lama bersama, karena jarak memisahkan mereka b...