Semua temen temen Zola sudah mulai menginap di apart milik Zola.
Mereka kini berniat jalan jalan keluar, tentu saja ditemani Rika, dia yang fasih berbahasa jerman.Mereka semua sudah berkeliling keliling, hingga mereka memutuskan untuk mengisi energi mereka, mereka semua menuju caffe yang sama seperti kejadian itu.
Mereka memesan makanan, tentu saja diterjemahkan dulu oleh Rika, setelah memesan mereka duduk.
Kejadian itu terputar kembali diotak Zola, tapi Zola segera menepisnya.
"Eh iya Ra, lo kenapa si waktu itu langsung kabur??." Tanya Rika.Yahh, kejadian itu Zola tak menceritakan kejadian apapun, jika di tanya oleh Rikapun, selalu dialihkannya.
"Kabur??." Tanya Zenia.
"Iya, waktu itu, kita kesini, trus si Rara nih, ngelamun mulu, pas sadar dari lamunannya, dia langsung kabur gitu aja. Ohh.. iya matanya sedikit sembab. Pas gue tanya, dia ngalihin mulu." Cibir Rika."Hehe, ngga ada apa apa sih sebenarnya." Canggung Zola.
"Yaudalah, dia mah emang suka ngga jelas gitu." Ucap Zee.Makanan telah tiba, mereka makan dengan damai.
"Azza." Satu panggilan itu yang membuat 7 orang terdiam, 1 orang kebingungan dan seorang lagi tubuhnya menegang.Semuanya kecuali Rika dan Zola mengalihkan pandangannya kepada orang yang memanggil tadi.
Rika bingung kenapa semuanya begitu terkejut, bahkan sepupunya mematung."Kalian?? Kalian disini?? Ngapain??." Tanya orang itu.
Zee langsung berdiri dari duduknya.
"Gue yang harusnya tanya itu sama lo, lo ngapain disini?? Kenapa ada disini?? Bukannya lo ada di USA Bryan??" Yap Bryan, pertanyaan berbondong dari Zee dengan nadanya yang terdengar kesal tertahan."Gue ada tugas disini." Dengan santainya dia berucap seperti itu.
"Hahh?? Berani juga lo, ngomong santai kek gitu."Semua yang dimeja itu merasakan aura panas dari dalam diri Zee.
"Lo ngapain aja selama ini??." Kini Zenia angkat bicara.
"Yaa-ya gue ngurusin perusahaan bokaplah.""Lo masih inget punya pacarkan Yan??." Tanya Putra, to the point.
"Yaiyalah inget." Jawab Bryan. "Lo pada kesini ngapain??" Kini dia bertanya.
"Kita kesini liburan." Jawab Kevin. Bryan hanya manggut manggut."Etss.. lu jangan ngalihin dulu, tadi kata lu, lu masih inget punya pacar, trus.. lu tau ngga keadaan pacar lo beberapa bulan ini hah?!!" Zee mulai emosi.
Bryan mengerutkan dahinya seraya memiringkan kepalanya, dan ekspresi itu yang membuat amarah Zee memuncak, Zee langsung berdiri dari duduknya, berhadapan dengan Bryan.
"Lo tau??!! Zola..." Teriakan Zee terhenti saat tangannya dicekal.
Semua pengunjung caffe terkejut akan teriakan Zee, bahkan sahabat sahabatnya pun terkejut, semua pasang mata tertuju kepada Zee.
Zee melihat kearah tangannya yang dicekal, Zola mencekalnya. Kepala Zola yang tertunduk sembari menggeleng.
Zola memutuskan pergi keluar caffe, hawanya semakin panas. Ia berdiri dari kursinya, baru saja beberapa langkah...
"Sayang!! Dicariin tau, lohh.. siapa ini??." Seorang gadis menggelayut manja dilengan Bryan, gadis itu tersadar ketika melihat orang orang dihadapannya.
Zola menolehkan kepalanya, teman temannya dan mantan kekasihnya itu mematung, hanya Gadis itu dan Rika yang kebingungan.
Zola tersadar, dan ia melangkahkan lagi kakinya, suara sepatu low hils Zola terdengar nyaring, membuat Zee dan Bryan tersadar, mata mereka menyorot pada punggung Zola yang perlahan menjauh.
***
See you next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [Completed]
Teen Fiction[First story, yang pasti banyak kekurangannya] * Bryan Vio, seorang pengusaha muda di perusahaan Papanya. Bryan masih siswa SMA serta telah memiliki kekasih. Sayangnya ia dan kekasihnya tak bisa terlalu lama bersama, karena jarak memisahkan mereka b...