Mungkin Part ini gaje banget, maap ya☺
Kalo ada typo, mohon dimaafkan juga.***
Zee melihat Bryan yang terlihat kacau, tapi tak berselang lama, bola matanya kini memutar dan terus mencari sesosok sahabatnya, tapi nihil Zee tak melihat keberadaan sahabatnya itu.
Saat Bryan hampir sampai dihadapan para sahabatnya semua, Ryne dengan cepatnya menggandeng tangan Bryan.
Sedangkan Zenia yang melihat itu, bergidig jijik.
"Heh, sahabat gue kemana??." Tanya Zenia sinis.
Bryan hanya melihat Zenia sekilas, setelah itu ia memalingkan wajahnya."Woyy, lu ninggalin dia gitu aja?? Dia bisa nyasar bego!!" Amuk Zenia, Zee yang melihat itu menggenggam tangan Zenia, menenangkannya, jangan sampai Zenia hilang kendali.
"Ih apaan sih, marah marahin tunangan gue, lo siapa emang??!." Sahut Ryne tiba tiba.
"Lo yang siapa anj.."
"Zen." Umpatan Zenia terhenti karena panggilan dari Zella, Zenia melihat kearah Zella yang menggelengkan kepalanya pelan."Kalian siapa sih sebenarnya??" Tanya Ryne.
"Gue Zee, dia Zenia, dan itu Zella orang yang mau lo tampar tadi. Trus.. para laki laki yang duduk ini, sahabat dari Tunangan lo itu. Oh ya satu lagi, itu sepupunya sahabat gue yang tadi keluar dari cafe." Zee menunjuk satu satu, untuk memperkenalkan."Oohh.. jadi ini yang terus nelfon tunangan gue beberapa bulan yang lalu?? Yang nerror setiap saat sama pesan pesan ngga bermutu itu??" Sinis Ryne.
"Oh ya tadi, siapa sih yang keluar cafe?? Enak bener dikejar sama tunangan gue. Emang siapa dia?? Tampilan kampungan gitu, ngga ada cantik cantiknya" Picik Ryne."Lo!!" Lagi dan lagi, amarah Zenia tertahan, karena Zee yang terus mengatakan untuk tetap tenang.
"Apa??!." Nantang Ryne."Yan, bener ni orang tunangan lo??." Setelah sekian lamanya, kini Villo yang angkat bicara.
Semua pandang mata tertuju pada Villo sekarang, bahkan Bryan menatap Villo tajam."Haah.. sebenarnya gue engga percaya, sangat ngga percaya lo kayak gini Yan." Lanjut Villo.
"Gue kenal lo bukan sehari duahari aja Yan, gue sahabatan sama lo udah dari dulu, udah lama. Dan gue juga udah tau sifat luar dalam lo kek gimana, lo ngga akan kayak ginikan??." Ucap panjang lebar Villo.Putra, Kevin dan Candra melihat Villo dengan tatapan kagum. Baru kali ini, ah bukan Villo memang seperti ini jika sudah menyangkut hal yang serius. Berucap panjang tanpa henti, dan terus menyudutkan lawan bicaranya.
"Lo tau ngga apa kesalahan lo sekarang?? Lo sadar ngga akan kesalahan lo??" Tanya Villo, tapi Bryan tetap diam tak menjawab.
"Lo bisu Yan??." Celetuk Kevin.
"Kalian apa apaan sih hah?? Nyudutin tunangan gue?? Temen macam apa kalian??." Sungut Ryne.
"Lo kalo ngga tau apa apa mending diem deh. Ato lo tanya aja tuh sama TUNANGAN lo itu, minta dia jelasin semuanya." Sinis Candra."Huhh.. yaudahlah Yan, sekarang gue minya dinginin dulu kepala lo, pikir baik baik, biar lo ngga salah langkah lagi. Gue sama yang lain mau pamit dulu." Ujar Villo akhirnya, ia berdiri dari duduknya dan menoleh pada teman lainnya yang masih duduk dan mengisyaratkan untuk ikut berdiri.
"Iya cepet, Zola ngga terlalu tau daerah sini, apalagi di negara asing kek gini." Ucap Rika khawatir, memang sedari tadi dia tak mau diam, dia bergerak sana sini, resah memikirkan sepupunya.
"Iya, kita semua mau cari Zola, dipandu sama sepupunya." Lanjut Villo.
Satu persatu meninggalkan tempatnya, tak lupa dengan membayar makanannya dulu. Makanan itu tak habis bahkan terbilang masih utuh, karena nafsu makan mereka yang tiba tiba hilang.
Terakhir Villo dan sahabat Bryan lainnya masih ada ditempatnya.
"Yan, gue, atau kita masih ada disamping lo, masih ada disisi lo. Tolong lo liat disini ada para sahabat lo, yang siap buat membantu lo. Bener kata Villo, lo tenangin diri dulu, jangan sampe langkah lo itu makin buat keadaannya ngga kondusif." Ucap Putra panjang lebar."Iya Yan, kalo lo butuh kita, kita akan selalu stanby." Lanjut Kevin. Yang membuat Villo, Candra dan Putra mengangguk setuju.
Setelah itu mereka keluar dari cafe, berniat mencari Zola. Disisi lain, Villo yang pertama kali mengajak keluar cafe itu bukan tanpa alasan, dicafe ini banyak pengunjung yang memperhatikan mereka, bahkan sepertinya pemilik cafe itupun menampakkan dirinya, pemilik cafe itu ingin melerai tapi mungkin karena bahasa yang tak mereka pahami, jadi tak ada yang berani menegur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [Completed]
Teen Fiction[First story, yang pasti banyak kekurangannya] * Bryan Vio, seorang pengusaha muda di perusahaan Papanya. Bryan masih siswa SMA serta telah memiliki kekasih. Sayangnya ia dan kekasihnya tak bisa terlalu lama bersama, karena jarak memisahkan mereka b...