Warning!! Typo Bertebaran:)
***
Setelah Zola meninggalkan taman, ia langsung pulang kerumah, masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintunya.
Ia tidak memperdulikan sahabatnya yang memanggilnya diluar.
Zola berbaring dikasur, menatap langit langit kamarnya. Memikirkan segala hal yang terjadi di hidupnya.
Tring tring..
Zola melihat ke arah samping, ponselnya berbunyi. Dengan malas Zola mengambil ponselnya.
+628953600*****
Hai, malam, aku merindukan mu.
Pesan dari nomor yang sama.
+628953600*****
Lo siapa?
Seseorang yang selalu merindukanmu
To the point aja, lo siapa??
Vio??Hmm
IyaHeh?? Mau ngapain??
Pliss Za, kasih aku kesempatan ya??
Zola bergeming, membaca pesan itu, ia tak peduli lagi, ia melempar ponselnya ke sembarang arah.
Zola mencoba memejamkan matanya, membiarkan dirinya terlelap dengan sendirinya, berharap esok hari adalah hari yang lebih baik daripada hari ini.***
"Zolaaa!!" Teriak Zenia memanggil, saat melihat Zola yang baru datang dikoridor sekolah.
Zola hanya menoleh ke arah sahabatnya itu.
"Lo-- gapapa-kan??" Tanya Zenia hati hati.
"Hmm, emang kenapa??" Zola malah bertanya kembali.
"Ga sih, kemarin gue gedor gedor pintu kamar lo, ampe mo copot tu engsel pintu, tapi lo kaga nyaut".
"Sorry, gue ketiduran, oh ya, kemaren pulang jam berapa??""It's ok, ga masalah juga. Kemaren pulang sekitar pukul 9 malem kali ya?? Numpang nonton sinetron dulu dirumah lo, eh trus Mama Papa lo pulang kerumah, yaudah kita cabut pulang juga deh, dah malem juga, lagian mo nginep, lo nya kaga ada, yaudah kita pamit trus pulang masing masing deh".
Zola yang mendengar penjelasan yang begitu panjang dari Zenia hanya mengangguk anggukan kepalanya.
Zola dan Zenia kini berjalan beriringan dan berpisah dikelas masing masing.
Zolapun masuk kedalam kelasnya dan duduk disebelah Zella yang sedang membaca buku.
"Zel" Panggil Zola. Zella hanya melirik Zola sebentar, setelah itu fokus kembali pada bukunya.
"Kalo dia balik gimana??"
Zella diam beberapa saat, ia tak berkutik.
"Haahhh, yaudahlah balik balik aja, negara kelahiran dia kan disini, kota kelahirannya juga disini, yakali mau numpang terus terusan di negara orang" Jelas Zella, yang mengerti siapa 'dia' yang dimaksud Zola."Maksud gue bukan itu--"
Bughh, Zella menutup bukunya dan menatap Zola serius.
"Fine, gue tau apa maksud lo, gue ga sebodoh itu buat ga ngerti apa apa. Gue cuman bilang, ya kalo dia balik emang kenapa??"."Oke, gue ngerti perasaan lo, gini deh, lo tanya sama hati lo, jadiin otak sama hati lo itu kerja sama, jangan saling mendominasi. Lo pikir baik baik, lo rasa baik baik, jangab menyangkal dan jangan membohongi diri sendiri. Oke??".
"Lebih jelasnya, kalo lo emang mau kasih kesempatan, yaudah, jangan sampe lo menyangkal dan bikin lo makin bimbang. Satu lagi, kalo emang lo mau udahan, yaudah lepasin aja, lepasin semunya, jangan terus terusan lo simpan di memori lo itu" Jelas Zella panjang lebar, demi sahabatnya dia rela mengeluarkan banyak kata.
Zola termenung mendengar ucapan Zella, ia terdiam dan mencerna baik baik apa yang dikatakan Zella.
Hingga, Kring Kringgg...
Bel masuk berbunyi dengan nyaring."Udahlah jan terlalu dipikirin dulu, udah bel masuk, fokus dulu ke pelajaran" Ujar Zella menyadarkan Zola.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [Completed]
Teen Fiction[First story, yang pasti banyak kekurangannya] * Bryan Vio, seorang pengusaha muda di perusahaan Papanya. Bryan masih siswa SMA serta telah memiliki kekasih. Sayangnya ia dan kekasihnya tak bisa terlalu lama bersama, karena jarak memisahkan mereka b...