Chapter 4

732 213 266
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







◐◐◐

꧁꧁  𝕭𝖊 𝖆 𝕲𝖔𝖔𝖉 𝕲𝖎𝖗𝖑 ꧂꧂

◐◐◐















Kakiku berlari menjauh dari kawasan kampus, meskipun aku merasakan kakiku seakan mau tercabut namun aku tetap berlari. Jantungku berdegup kencang, bukan hanya karena lelah berlari namun juga karena kejadian tadi.

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, setelah bisikan misterius bersuara berat itu berdesir ditelingaku, tubuh tak bernyawa Vernon terangkat dengan sendirinya lalu terlempar keluar jendela hingga pecahan-pecahan kaca berserakan dilantai, menimbulkan bunyi yang sangat keras. Aku menutup kedua telingaku dengan tangan yang bergetar.

"Pulanglah. Aku yakin kau sangat ingin tahu apa yang terjadi pada nenek mu kan?"

Mendengar bisikan dingin itu, tubuh mengigilku berubah menjadi kaku.

Nenek? Kenapa dengan nenek?

Dan tanpa perlu waktu lama karena aku berlari cepat seperti tidak ingat dunia, akhirnya aku tiba dipintu depan rumahku.

"Nenek?!"

Panggil ku setelah kakiku melangkah kedalam rumah. Namun tidak ada sahutan. Perasaanku mulai tidak enak.

"Nenek!"

Aku mencari di kamar namun bayangan nenek tidak juga kelihatan. Aku bergegas menuju ke dapur karena hanya ruangan itu yang tidak aku masuki dan ketika aku masuk ke dalam ruangan itu, sebuah pemandangan membuat jantungku seakan berhenti berdegup.

"NENEK!"

Aku berlari menghampiri nenek yang sudah tidak sadarkan diri diatas lantai. Tanganku mengigil mencoba untuk merasakan denyut nadi dipergelangan tangannya dan hatiku lega bila merasakan denyutan lemah itu masih ada.

Aku berlari ke ruang tamu, mencapai telfon rumah untuk memanggil ambulan sebab aku tidak mempunyai handphone. Setelah itu aku kembali berlari ke dapur lalu membuka rak yang menyimpan botol pil nenek.

Kosong.

Aku menggerang, karena aku yakin masih ada sebotol obat disitu. Aku sangat yakin karena baru semalam aku membuka rak ini. Entah untuk kali keberapa, air mataku turun membasahi pipi.

Aku terduduk disamping nenek, meraih telapak tangannya yang dingin. Memanjatkan harapan yang tinggi.

Aku yakin.. Semua ini bukanlah kebetulan.

Malang yang menimpa diriku ini terlampau tiba-tiba.

Seakan dirancang dan dilakukan dengan sengaja oleh seseorang.

Black Wings [🕒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang