Chapter 10

547 169 194
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




◐◐◐

꧁꧁ 𝕳𝖆𝖕𝖕𝖎𝖓𝖊𝖘𝖘 ꧂꧂

◐◐◐

















TOK ! TOK !

"Venice? Kamu tidak ada kelas hari ini?"

"Erm? Tidak... "

"Baiklah, bangun lah dan mandi. Nenek sudah menyiapkan sarapan."

Aku hanya mampu berdeham dan kembali memeluk gulingku, menggosokkan pipi ku pada permukaan lembut itu dan kembali terlelap.

Eh sejak kapan aku punya guling?!

Mataku terbuka lebar saat tersadar sesuatu. Dengan kecepatan kilat aku mendongakkan kepala dan mataku bertemu dengan iris sayu milik Victor yang hanya diam merenungi wajahku.

"K-kau ehem! Belum pergi?"

Aku bangun dari baringan, ingin menampar diriku sendiri saat sadar aku memeluk tubuh Victor erat dan baru saja tadi menggesekkan permukaan pipiku pada dada bidangnya.

Ya Tuhan, dimana aku mau meletakkan wajahku ini?

Victor hanya mengelengkan kepalanya, tidak bersuara. Aku mengedipkan mataku kemudian mengangguk sekali. Aku turun dari kasur dan mengaruk kepalaku yang tidak gatal.

Kenapa bisa jadi awkward seperti ini?

Victor turut bangun dari baringannya dan duduk bersila diatas kasurku, matanya masih memperhatikan gerak-gerikku hingga aku merasa gugup.

Kakiku melangkah ke arah jendela yang masih tertutup rapat. Aku menyilakkan gorden hingga cahaya matahari pagi menerangi kamarku dan kemudian aku membuka jendela membiarkan udara segar pagi memenuhi kamarku.

Ketika aku memusingkan tubuhku, wajahku berlaga dengan sesuatu yang keras hingga aku merasakan hidungku hampir patah.

"Auch!"

Dahiku berkerut menahan sakit dan tiba-tiba sesuatu mengusap ujung hidungku hingga rasa sakit itu perlahan menghilang.

Aku terdiam, mataku memperhatikan bagaimana lembutnya Victor mengusap ujung hidungku dengan Ibu jarinya.

"Hidung mu makin pesek"

"Ya ! Dada mu itu saja yang keras! Lagipun bisa tidak jangan muncul tiba-tiba dari belakang!"

Sudut bibir Victor terangkat dan dia hanya mengangkat bahu. Aku melototinya dan kemudian melangkah ke arah kasur yang masih belum dibetulkan. Namun baru saja aku mau melipat selimut, tiba-tiba selimut sudah terlipat sendiri. Saat aku ingin menyusun bantal, semua juga sudah tersusun secara tiba-tiba.

Black Wings [🕒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang