Chapter 22

408 107 154
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





◐◐◐

꧁꧁  𝕯𝖔 𝖄𝖔𝖚 𝖂𝖆𝖓𝖙 𝕸𝖊 ? ꧂꧂

◐◐◐












"Aku dengar apa yang kau katakan ke Venice saat di toko pagi tadi."

Angela hanya mendengus, kembali meminum kuah ramen didalam cup dengan rakus. Tidak peduli walaupun kuah ramen itu sudah mengalir ke lehernya, mengotori baju tidur yang sedang ia pakai.

Angela meletakkan cup ramen yang sudah kosong itu ke atas meja, lalu mengambil satu lagi cup ramen dan kembali memakannya. Kakinya diangkat satu dengan tidak sopan diatas sofa dan rambut panjangnya diikat malas.

"Mana ada perempuan duduk seperti ini, Park Angela. Sopan lah sedikit, bisa sakit jantung ibuku lihat menantunya makan ramen 6 cup dengan keadaan seperti ini."

Mata Angela diputar malas saat Demian duduk disofa tepat disampingnya. Laki-laki itu mengerutkan dahi melihat dagu dan leher Angela yang kotor akibat kuah ramen.

"Yah ibumu bisa sakit jantung kalau tahu menantunya bukan seorang perempuan."

Demian terkekeh dan memperhatikan Angela yang sudah kembali fokus pada TV dihadapannya, yang menampilkan serial keluarga Indo*siar.

Angela hanya fokus pada cerita tanpa sadar Demian tengah menatapnya tajam. Memperhatikan bagaimana tubuh kecil dan langsing itu tenggelam dalam sweater putih besar yang dia pakai. Dan dengan kurang ajarnya mata tajam Demian melihat kaki dan paha jenjang Angela yang terexpose karena short pants yang dia pakai.

Demian mengedipkan matanya kemudian dengan gugup dia alihkan pandangannya ke arah lain. Bibirnya dia gigit, mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

"A-aku tidak faham apa maksudmu bilang seperti itu ke Venice.."

Angela meletakkan bekas ramen ke atas meja, kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Demian yang terkejut dengan perbuatan Angela yang tiba-tiba itu.

"Apa ? Kau terkejut karena aku bilang kalau anak dalam perut Venice itu anak ku dengannya ?"

Demian menghela nafas dan dia merebahkan tubuhnya keatas sofa, dan dengan santainya menjadikan paha Angela sebagai bantal hingga membuat gadis itu membulatkan matanya terkejut.

Demian menutup matanya, mengabaikan Angela yang sudah menundukkan kepalanya, menatapnya dengan raut wajah ingin membunuh.

Tangan Demian meraih tangan Angela lalu meletakkannya ke kepalanya, hal itu membuat Angela terkejut saat jarinya menyentuh rambut hitam Demian yang selembut kapas.

"Aku lelah... Buat aku tidur, please."

"Lelah ? Kau lelah buat apa ? Meniduri anak perawan orang ? Atau lelah buat dosa ? Aku bisa saja buat kau tidur, tapi kau akan tidur selamanya."

Black Wings [🕒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang