Black Wings [🕒]

Chapter 11

◐◐◐

꧁꧁  𝕳𝖎𝖘 𝕺𝖙𝖍𝖊𝖗 𝕾𝖎𝖉𝖊 ꧂꧂

◐◐◐

"Nenek! Nenek ~ "

Aku menggaruk kepalaku saat tidak ada sahutan dari nenek. Aku ingin berangkat ke kelas pagi dan ingin berpamitan dengan nenek, namun batang hidung nenek pun aku tidak lihat.

"Nenek nang ning ning nang seerr ~"

"Aku lihat sejak kau berteman dengan si Angela itu, makin banyak kabel yang tercabut dalam otak mu."

Aku yang sedang berjalan menuju dapur dengan aksi menggoda bayi itu pun terjingkat saat mendengar suara berat dari belakangku.

Anak ini, sejak dua minggu ini suka sekali muncul saat siang hari. Padahal biasanya dia muncul tengah malam saja untuk tuntut janji.

"Aku tidak tau apa masalahmu dengan Angela, tapi perasaanku kau memang marah tanpa sebab ke dia. Sejak dia datang ke rumahku hari itu, kau selalu buat wajah tidak suka saat aku bicara soal dia."

"Itu hanya perasaanmu saja. Nenek mu ada dibelakang rumah, sedang menyapu sampah."

Aku mengedipkan mata, melihat wajah Victor tajam setelah itu mendengus.

"Okay, aku lepaskan kau kali ini sebab kau tolong aku cari Nenek. Kalau setelah ini kau bicara macam-macam tentang Angela, aku potong punya mu! Hmph!"

Kaki ku melangkah menuju pintu belakang, mengabaikan tatapan tak percaya Victor setelah mendengar kata-kataku tadi.

Aku membuka pintu belakang dan berjalan menuju ke arah nenek yang sedang menyapu halaman belakang rumah kecil kami. Sebuah senyuman terbit dibibirku saat melihat nenek sudah cukup sehat, seakan dia tidak mempunyai riwayat penyakit jantung sebelumnya. Sebuah keajaiban.

Yeah keajaiban sumbangan dari seorang iblis dengan balasan yang sangat tak masuk akal.

Tapi aku tidak menyesal. Asalkan nenek kembali sehat dan tidak perlu bergantung pada obat lagi, itu saja sudah cukup.

Aku memeluk tubuh nenek dari belakang dan nenek sedikit terkejut namun kembali meneruskan aktivititasnya.

"Eh, Venice? Tidak pergi kelas?"

"Iya! Hehe, nenek jangan buat kerja yang berat dulu karna nenek baru saja sembuh. Nanti kalau terjadi apa-apa saat Venice pergi kelas bagaimana?"

Nenek membalikkan tubuhnya dan mengusap rambutku lembut hingga senyumanku makin lebar.

"Nenek baik-baik saja. Justru Venice yang harus jaga diri. Venice kan perempuan, anak perawan lagi. Nenek khawatir setelah tadi nenek lihat berita katanya zaman sekarang sedang ramai pemerkosaan."