Chapter 15

436 130 172
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





◐◐◐

꧁꧁  𝕴 𝕳𝖆𝖙𝖊 𝖄𝖔𝖚 ꧂꧂

◐◐◐












"Kau mau apa sampai menemuiku ?"

Laki-laki itu mendengus saat melihat orang yang selalu berhasil membuat emosinya naik itu sedang mengunyah sebiji anggur miliknya. Laki-laki itu hanya melirik sebentar lalu meneruskan makan tanpa menghiraukan pertanyaan sang pemilik istana tersebut.

"Kau pura-pura tidak tau ya, Victor ?"

Dahi Victor berkerut mendengar pertanyaan tiba-tiba dari laki-laki berkulit pucat itu.

"Pura-pura apanya ? Kau tau aku sedang malas untuk membaca apa yang kau fikirkan, bukan ? Jadi bilang yang jelas, Demian."

Demian mengukir senyuman tipis dibibir semerah darahnya. Matanya melirik kearah Victor yang hanya memperhatikan luar jendela istananya, melihat anak buahnya yaitu iblis kaum rendah sedang meraung-raung, berlutut dan saling piijak-memijak. Meminta satu roh manusia berdosa besar untuk memuaskan rasa lapar yang hampir membunuh mereka itu.

"Kau hanya membiarkan malaikat itu dekat dengan calon ratu mu ?"

Raut wajah Victor bertukar kesal. Bibirnya dijilat perlahan dengan mata menatap tajam ribuan iblis yang hampir berhasil masuk ke kawasan istananya, menjerit dengan kaki yang merangkak ingin memanjat sebuah pagar tinggi yang menjadi benteng istananya.

"Biarlah dia buat apa yang dia mau."

Mendengar nada dingin itu, Demian bangun dari duduknya dan menghampiri Victor yang masih melihat ke luar jendela.

"Kau tidak takut malaikat itu memulai langkah dulu ?"

Victor terkekeh, sangat tidak ikhlas. Seakan mentertawakan kebodohan Demian yang memberikan pertanyaan itu.

"Aku sudah lama memulai langkahku. Hanya saja aku salah langkah dan perlu mengulangi semuanya dari awal."

Demian mengangguk, matanya menatap tajam kawasan luar istana yang mulai jadi tidak terkawal. Dia menoleh kearah Victor yang masih tenang.

"Makin hari, kaum rendahan makin tamak. Hampir seluruh jiwa manusia berdosa mereka santap tanpa meninggalkan sisanya untuk kaum iblis biasa."

Sudut bibir Victor terangkat mendengar tutur kata Demian itu.

"Aku tidak suka. Terlihat seperti mereka sedang menginjak kepalaku. Hmm .."

Dan saat kaki kotor dan menjijikkan para iblis rendahan itu mulai berlabuh diatas tanah halaman istananya, tiba-tiba tubuh mereka terbakar oleh api berwarna biru, meninggalkan jeritan kesakitan dan senyuman kepuasan Victor.






Black Wings [🕒]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang