T&T : Part 12

1.2K 121 23
                                    

Happy Reading!

"Hari ini benar - benar menyenangkan." Ujar Rara setelah akhirnya mereka menyelesaikan perjalanan mereka hari itu.

Langit terlihat mulai gelap dan Haru maupun Sora sudah tertidur karena kelelahan. Meski begitu, selama diperjalanan, Rion, Rara, Hikari dan Utsuke (suami Hikari) terus berbicara dan membahas begitu banyak hal. Sampai mereka akhirnya tiba di kediaman Hikari lagi dan memutuskan untuk beristirahat.

"Menginaplah semalam lagi. Kalian bisa pulang besok." ujar Hikari dan diangguki Utsuke saat Rara berniat untuk langsung melanjutkan perjalanan ke hotel.

Pelan, Rara menoleh ke Rion yang melihat dan mengangguk. Menyetujui ide Hikari dan memutuskan untuk beristirahat sehari lagi. Meski konsekuensinya adalah Rara dan Rion harus menghabiskan waktu bersama satu malam lagi. Hanya memikirkannya saja sudah membuat jantung Rara berdebar - debar. Ia sebenarnya tidak ingin itu terjadi. Bukan karena ia tidak menyukainya. Melainkan, ia takut melakukan hal memalukan dan ia tidak mau Rion merasa keberatan.

"Kalau begitu, istirahatlah dulu. Nanti pelayan akan memanggil untuk makan malam." ujar Hikari lagi dan mereka pada akhirnya kembali ke kamar masing - masing.

Dalam perjalanan menuju kamar, Rara dan Rion hanya diam. Tidak ada yang berbicara bahkan sampai mereka tiba di kamar. Menutup pintu, mereka berjalan menuju ke arah berbeda. Rion menuju sofa dan Rara menuju kasur. Masing - masing dari mereka merasa canggung, meski sebelumnya mereka tanpa sadar berkomunikasi dengan santai. Namun, mendadak semua rasa nyaman itu hilang dan meninggalkan kecanggungan.

"Kau mau mandi duluan?" Adalah suara Rion yang memecahkan keheningan.

Rara yang pura - pura sibuk dengan ponselnya langsung mendongak dan menatap Rion dengan kaget.

"Ya?" itu lebih mendekati pertanyaan daripada pernyataan. Namun, Rion sepertinya menganggap itu jawaban yang kemudian mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu kau bisa duluan. Aku akan menunggu." jawab Rion dan kemudian berdiri menuju pintu ke halaman belakang.

Detik itu Rara ingin memukul kepalanya sendiri karena terlihat sangat terkejut. Hanya diajak berbicara saja sudah membuat Rara terlonjak. Pasti Rion bisa melihat betapa gugupnya Rara dan itu sangat memalukan.

Akhirnya, dengan merasa bersalah Rara bangun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi. Setidaknya, saat ini ia tidak mengganti baju dengan setengah sadar. Yang paling penting, ia dan Rion sudah mulai berbicara.

Rara tersenyum, sangat lebar. Bahkan rasanya ia ingin terbang ke atas awan mengingat bagaimana dirinya dan Rion tersenyum satu sama lain. Apakah ini merupakan petanda bahwa hubungan mereka mulai terbuka? Apakah setidaknya mereka bisa menjadi teman? Teman, hanya teman. Iya, karena Rara tidak berani berharap lebih. Itu saja sudah membuatnya sangat senang dan bahagia.

Karena memikirkan hal itu, Rara tanpa sadar bersenandung dan menggerakkan tubuhnya dengan bahagia menuju kamar mandi. Tidak menyadari Rion yang ternyata kembali masuk untuk mengambil ponselnya melihat hal itu.

Sama seperti Rara, Rion tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Menyadari bahwa sebenarnya istrinya itu sangat menggemaskan. Kenapa ia baru mengetahuinya sekarang?

Rion mengambil ponselnya dan kembali menikmati angin diluar. Ia duduk di lantai yang juga bisa membuat kita menjuntaikan kaki ke bawah, karena lantai itu dibuat agak tinggi dari tanah. Selagi menikmati udara malam, Rion menatap pemandangan di hadapannya. Beberapa pelayan rumah terlihat mondar - mandir dan menyapa Rion.

Pria itu hanya mengangguk membalas sapaan itu. Belum begitu terbiasa bersikap ramah pada orang asing, itulah Rion. Ia hanya akan tersenyum jika ia tidak sadar. Terkadang, Rion juga tidak memahami dirinya.

Trapped in Trap (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang