T&T : Part 7

1.3K 111 11
                                    

Happy reading!

Rara melangkahkan kakinya keluar dari lift dengan berat. Ingin rasanya ia pergi ke kamar bi Sri dan beristirahat disana. Tapi, sepertinya wanita kesayangannya itu sudah terlelap. Dan ia tidak memiliki kunci cadangan ke kamar bi Sri.

Merasa tidak enak, akhirnya Rara memilih kembali ke ruangannya dan Rion. Meski sekelibat pikiran berputar - putar dikepalanya. Bagaimana jika Rion tidak sendirian? Bagaimana jika mereka sedang bercinta? Bagaimana jika ternyata ia sudah tidak diijinkan lagi masuk? Bagaimana jika..

Menghela nafas, Rara tidak henti - henti memikirkan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi.

Ia begitu takut melihat kejadian menyakitkan itu lagi. Ia takut paniknya akan menyerang kembali. Jika itu terjadi, mungkin Rion akan semakin menjauhinya. Menganggapnya sebuah beban dan membencinya. Pupus sudah harapan untuk bisa berteman dengan Rion.

Well, berteman lebih baik daripada menjadi musuh abadi kan? Meski ia tidak akan bisa mendapatkan hati Rion, setidaknya Rara tidak ingin menjadi wanita yang dibenci pria itu.

"Apa aku memesan kamar lain saja ya?" Gumam Rara pelan.

Ia berhenti di ujung lorong dan berpikir. Mempertimbangkan ide itu sebelum menggeleng.

"Hanya akan memperkeruh keadaan. Well, hadapi saja. Kau hanya perlu masuk dan abaikan semuanya lalu mengunci pintu dikamar. Baiklah! Kau bisa melakukannya Rara!" Meyakinkan dirinya yang sejujurnya tidak yakin, Rara melangkah menuju kamar miliknya dan Rion.

Menggenggam kartu kamar dengan erat hingga akhirnya ia berdiri tepat di depan pintu. Berulang kali mengatur debar jantungnya dan mengatur nafasnya. Ia tidak berhenti meyakinkan dirinya dan akhirnya membuka pintu.

"Kau.. bisa." Rara mendorong perlahan pintu itu.

Mengecek keadaan dengan memasang telinganya. Mencoba mendengar sesuatu yang aneh sebelum perlahan masuk ke dalam. Keadaan benar - benar gelap, hanya lampu duduk yang ada di ruang tamu yang menyala.

Tirai yang ada diruang tamu juga terbuka lebar, memperlihatkan pemandangan kota yang penuh lampu - lampu seperti cahaya bintang. Sesaat Rara terdiam, melihat pemandangan itu dengan sendu sebelum melangkah lebih jauh ke dalam.

"Kau sudah kembali?"

Terkejut, Rara benar - benar tidak menyiapkan dirinya hingga tersentak dan menjerit.

Tidak pernah sedetikpun dalam 1,5 tahun pernikahannya, Rara menyangka akan mendengar langsung Rion mengatakan itu. Ia lebih terkejut lagi karena ternyata pria itu berada di ruang tamu, duduk dan terlihat seperti menunggunya. Meski ia tau itu tidak mungkin.

Ikut terkejut karena mendengar jeritan Rara, Rion hanya menolehkan kepalanya untuk mengecek apakah wanita itu baik - baik saja. Ia merasa sedikit bersalah karena sudah mengejutkan Rara. Tapi, apakah ia melakukan kesalahan... lagi? Sepertinya, wanita itu tidak begitu suka dengan yang sudah ia lakukan.

Hening beberapa saat.

Rara memutuskan untuk hanya pergi masuk ke kamarnya dengan cepat. Tanpa menoleh atau membalas jawaban Rion. Ia masih begitu shock dengan apa yang baru ia alami.

Beribu pertanyaan kembali bermunculan di kepala Rara dan ia benci harus mengetahui jawabannya bukan karena Rion peduli. Mungkin pria itu akan menyalahkan dan memperingatinya karena sudah berbohong.

Bagaimanapun, ia mengatakan tidak enak badan dan beristirahat. Lalu mungkin saja Rion bertanya pada Lily atau Evan untuk mengecek dan mendapati dia tidak ada dikamar. Sudah pasti ia akan terkena masalah. Rion pasti marah.

Trapped in Trap (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang