T&T : Part 9

1.1K 122 17
                                    

Happy Reading!

"Oh, hai Almeera."

Raisa berdiri di dalam lift dan tersenyum begitu manis pada Rara. Sama sekali tidak merasa terkejut melihat Rara keluar dari sana. Berbeda dengan reaksi yang diberikan Rara.

"..hai.. Raisa.." sapa Rara yang refleks melangkah mundur karena Raisa berjalan keluar dari lift.

"Kau menginap disini juga?"

Rara mengangguk, tidak tau harus mengatakan apa lagi. Kemudian ia seakan melihat Raisa tersenyum miring melihat anggukannya.

"Baiklah, kalo begitu, selamat beristirahat."

Raisa berjalan melewatinya setelah memberikan senyuman manis pada Rara dan bi Sri yang hanya melihat wanita itu dengan tidak senang. Bi Sri kemudian melirik Rara dan merasa khawatir.

"Neng? Ayo, kita istirahat dulu." Melihat Rara yang terdiam, membuat bi Sri buru - buru menyadarkan nonanya itu.

Bersama dengan terbukanya pintu lift, Devan yang tadi baru dari kamar mandi muncul.

"Belum ke kamar? Nungguin aku?" Tanya Devan dengan pedenya.

Rara menoleh dan tersenyum tipis sambil mengangguk.

"Kamu di lantai 9 juga kan? Ayo, liftnya uda kebuka. Yuk, bi." Rara masuk lebih dahulu baru disusul yang lain.

Dalam hati Devan, ia merasa sedikit risih karena sampai ditunggui. Tanpa tau alasan yang sebenarnya.

Begitu sampai dikamar, Rara seperti biasa hanya diam. Kembali murung dan tidak bersemangat. Merasa sepertinya tuhan memang tidak mengijinkannya untuk sedikit bahagia.

"Neng.. ayo, bersih - bersih dulu. Ini Lily uda bawain baju ganti." Suara bi Sri membuyarkan lamunan Rara.

Ia melihat Lily masuk dengan beberapa paper bag. Mungkin tadi Lily membeli beberapa baju untuk Rara.

"Baik." Tanpa banyak berkata, Rara berdiri dari sofa dan berjalan mendekati salah satu paper bag.

Memilih baju yang bisa ia pakai tidur dan langsung melangkah ke kamar mandi. Meninggalkan Lily dan bi Sri yang saling berpandangan.

Bi Sri menghela nafas sedih.

"Dia bertemu Raisa. Kenapa wanita itu bisa ada disini, huh?"

Lily tampak terkejut mendengar itu.

"Benarkah? Lalu? Apa terjadi sesuatu?"

Bi Sri menggeleng. "Tidak ada, tentu saja. Jika dia berani melakukan sesuatu, aku tidak akan diam." Jawab bi Sri ikut merasa kesal.

Lily lalu ikut menghela nafas. Merasa kasihan pada Rara yang baru saja sesaat tadi merasa bahagia.

🌓🌑🌗

Raisa tersenyum licik mengingat bagaimana kagetnya Rara melihat dirinya. Yang sebenarnya juga sama seperti yang ia rasakan, hanya saja Raisa bisa menjaga ekspresinya.

"Aku di lobby, kau bisa melihatku begitu masuk. Nah, lihat ke kanan, disini." Raisa melambaikan tangannya pada seorang pria yang baru saja masuk ke hotel.

Pria itu mematikan sambungan telfon dan berjalan menghampirinya. Membuat senyuman Raisa melebar.

"Kenapa kau lama sekali? Apa jalanan begitu ramai?" Rengek Raisa sembari memberikan kecupan singkat di pipi pria itu.

"Ibu membuatku mengikutinya sepanjang hari. Kau tau bagaimana Lisa."

Well, pria itu memang Rion. Yang terlihat lelah karena mengemudi cukup jauh setelah menghabiskan waktunya bersama ibunya sepanjang hari.

Trapped in Trap (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang